Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sambut Ramadan, Rektor IAI Ibrahimy Banyuwangi Gelar Megengan Bareng PMI di Hong Kong – Radar Banyuwangi

sambut-ramadan,-rektor-iai-ibrahimy-banyuwangi-gelar-megengan-bareng-pmi-di-hong-kong-–-radar-banyuwangi
Sambut Ramadan, Rektor IAI Ibrahimy Banyuwangi Gelar Megengan Bareng PMI di Hong Kong – Radar Banyuwangi

Radarbanyuwangi.id – Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi Nusantara yang sangat kaya. Salah satunya yakni megengan yang merupakan tradisi masyarakat Jawa.

Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud syukur dan gembira dalam menyambut bulan suci Ramadan yang penuh keberkahan dan kebaikan.

Para pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong yang kebanyakan merupakan orang Jawa juga tak mau ketinggalan melestarikan tradisi ini.

Pada Minggu (10/3) lalu atau dua hari menjelang Ramadan 1445 H, mereka mengelar megengan di Taman Burung dekat Masjid Kolun, masjid terbesar di Hong Kong.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hong Kong dengan menghadirkan jemaah dari pengurus Mejelis Wilayah Cabang (MWC) dan ranting yang berada di Hong Kong serta para PMI yang didominasi kaum perempuan. Megengan kali ini diisi sejumlah kegiatan antara lain pembacaan selawat, tahlilan, yasinan, dan makan bersama.

Kegiatan diakhiri dengan tausiah oleh KH Dr Lukman Hakim (Rektor IAI Ibrahimy Banyuwangi) dan KH Moh. Romli selaku Wakil Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Dekan Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba, anggota Komisi Fatwa MUI pusat, dan wakil tanfidziyah PCNU Kota Bogor.

KH Moh. Romli selaku Wakil Direktur Womester menyampaikan bahwa tradisi megengan yang dilakukan oleh PMI di Hong Kong merupakan wujud kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan.

Mereka tentunya rindu dengan kegiatan di daerah asalnya di Indonesia.

Para PMI bisa menggelar dan mengikuti kegiatan dengan khidmat dengan atribut-atribut makanan yang ada di Indonesia.

Menurut Romli, tradisi ini tidak dilarang karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Nabi juga memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya atas datang bulan Ramadan, yaitu bulan yang penuh berkah, bulan yang mana Allah SWT mewajibkan berpuasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, serta setan dibelenggu.

Selain itu, pada bulan Ramadan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

”Karena itu, kalau kita luput dari melaksanakan kebaikan-kebaikan itu, maka tidak akan mendapatkan kebaikan apa-apa. Oleh karena itu, sudah sepantasnya sebagai orang Islam bergembira karena pahala yang besar yang diberikan Allah SWT dan hal itu dapat dilaksanakan oleh teman-teman PMI di Hong Kong,” ujar Romli.

Bulan Ramadan ini, imbuh Romli, hendaknya menjadi ajang untuk memperdalam ilmu agama, terutama ilmu-ilmu yang terkait persoalan keagamaan yang dialami oleh para PMI di luar negeri.

”Khususnya, dalam menjalankan ajaran agama Islam seperti salat, menyucikan najis mugholadoh, salat Jumat, makanan halal, kasus-kasus perkawinan dan perceraian yang banyak dihadapkan pada PMI di Hong Kong khususnya dan di negeri lain pada umumnya,” jelasnya.


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi Nusantara yang sangat kaya. Salah satunya yakni megengan yang merupakan tradisi masyarakat Jawa.

Tradisi ini dilaksanakan sebagai wujud syukur dan gembira dalam menyambut bulan suci Ramadan yang penuh keberkahan dan kebaikan.

Para pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong yang kebanyakan merupakan orang Jawa juga tak mau ketinggalan melestarikan tradisi ini.

Pada Minggu (10/3) lalu atau dua hari menjelang Ramadan 1445 H, mereka mengelar megengan di Taman Burung dekat Masjid Kolun, masjid terbesar di Hong Kong.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hong Kong dengan menghadirkan jemaah dari pengurus Mejelis Wilayah Cabang (MWC) dan ranting yang berada di Hong Kong serta para PMI yang didominasi kaum perempuan. Megengan kali ini diisi sejumlah kegiatan antara lain pembacaan selawat, tahlilan, yasinan, dan makan bersama.

Kegiatan diakhiri dengan tausiah oleh KH Dr Lukman Hakim (Rektor IAI Ibrahimy Banyuwangi) dan KH Moh. Romli selaku Wakil Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Dekan Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba, anggota Komisi Fatwa MUI pusat, dan wakil tanfidziyah PCNU Kota Bogor.

KH Moh. Romli selaku Wakil Direktur Womester menyampaikan bahwa tradisi megengan yang dilakukan oleh PMI di Hong Kong merupakan wujud kegembiraan menyambut bulan suci Ramadan.

Mereka tentunya rindu dengan kegiatan di daerah asalnya di Indonesia.

Para PMI bisa menggelar dan mengikuti kegiatan dengan khidmat dengan atribut-atribut makanan yang ada di Indonesia.

Menurut Romli, tradisi ini tidak dilarang karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Nabi juga memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya atas datang bulan Ramadan, yaitu bulan yang penuh berkah, bulan yang mana Allah SWT mewajibkan berpuasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunci, serta setan dibelenggu.

Selain itu, pada bulan Ramadan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

”Karena itu, kalau kita luput dari melaksanakan kebaikan-kebaikan itu, maka tidak akan mendapatkan kebaikan apa-apa. Oleh karena itu, sudah sepantasnya sebagai orang Islam bergembira karena pahala yang besar yang diberikan Allah SWT dan hal itu dapat dilaksanakan oleh teman-teman PMI di Hong Kong,” ujar Romli.

Bulan Ramadan ini, imbuh Romli, hendaknya menjadi ajang untuk memperdalam ilmu agama, terutama ilmu-ilmu yang terkait persoalan keagamaan yang dialami oleh para PMI di luar negeri.

”Khususnya, dalam menjalankan ajaran agama Islam seperti salat, menyucikan najis mugholadoh, salat Jumat, makanan halal, kasus-kasus perkawinan dan perceraian yang banyak dihadapkan pada PMI di Hong Kong khususnya dan di negeri lain pada umumnya,” jelasnya.