Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sampur Dilempar, Penonton Seblang Naik Panggung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sampurGLAGAH – Upacara adat tari seblang sudah memasuki hari ketiga pada Minggu (10/8), kemarin. Masyarakat yang menonton kemarin lebih ramai dibandingkan hari-hari sebelumnya. Ratusan penonton dari berbagai daerah tumplek blek mengelilingi panggung. Ritual yang dimulai pukul 14.30 langsung membuat penari Seblang kerasukan. Gending-gending Seblang pun dilantunkan mengiringi penari seblang yang mengelilingi panggung.

Sebanyak 28 gending dilantunkan, yang diantaranya berjudul Seblang dan Sampun.”Lagu dengan judul seblang dinyanyikan pada saat awal pertunjukan.Untuk yang berjudul Sampun sebagai lagu penutup,” terang Ansori, Ketua Adat Seblang Olehsari. Pada saat prosesi pelemparan sampur (selendang) kepada penonton yang kemudian diajak menari bersama Seblang, banyak penonton yang menghindari sampur tersebut. 

Kebanyakan penonton yang menghindar tersebut merasa malu jika harus naik ke atas panggung dan menari bersama seblang. Catur, 24, warga Singomayan yang sengaja datang ke Desa Olehsari ini mengaku dirinya tadi hampir terkena lemparan sampur yang dilemparkan penari Seblang.”Tadi saya hampir kena lemparan selendang penari Seblang. Untungnya tidak kena, saya menghindar karena saya tidak bisa menari,” terang pria bertubuh besar ini.

Namun, ada juga penonton yang bersedia naik ke atas panggung untuk menari bersama penari seblang. Mereka terlihat sangat ekspresif saat bisa menari bersama seblang. Tidak hanya kaum pria yang ditarik untuk menari bersama seblang, beberapa kaum wanita punjuga ikut menari bersama Seblang. ”Laki-laki atau perempuan yang terkena lemparan sampur ya harus maju ke panggung,” ujar Ansori.  

Ketua Adat Seblang Olehsari Ansori menambahkan, tujuan penonton harus maju  ke atas panggung jika terkena lemparan sampur hanyalah untuk menambah persaudaraan. Terlihat, sebelum dan sesudah menari dengan penari seblang, penonton terlebih dahulu bersalaman dengan penari seblang tersebut. ”Ya tidak apa-apa kalau penonton yang terkena lemparan sampur tidak mau menari bersama seblang. Prosesi lemparan sampur tersebut orang sini biasa menyebut nuding. Bisa nggak bisa menari, sebaiknya maju saja. Tujuannya juga baik, untukmenambah persaudaraan,” pungkas Ansori. (radar)