Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sekretaris PBSI Bersikukuh Sudah Fair

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

wasittCLURING – Kejuaraan bulu tangkis bertajuk Rimba Raya Cup Il diwarnai insiden di babak final. Wasit dituding telah mencederai sportivitas dalam babak penentuan itu. Sebab, ada yang dirugikan atas keputusannya tersebut. Ternyata, wasit yang memimpin pertandingan final di GOR Rimba Raya, Benculuk, Kecamatan Cluring, itu adalah Dedi Susanto.

Pria satu ini merupakan sekretaris Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Banyuwangi. “Memang saya yang memimpin pertandingan final ini ungkapnya kemarin (15/3). Dia menepis tuduhan jika keputusan itu tidak fair. Hasil kacamata dia, saat itu shuttlecock memang di dalam garis.

Artinya masuk untuk pasangan Zaki/Bram. Atas tambahan poin itu, pasangan dari Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan tata Ruang, Banyuwangi, itu keluar sebagai juara dalam kategori ganda umum. sangat naif jika dirinya membuat keputusan nakal. Kalau hanya ingin menguntungnn satu pasangan tertentu, tentu saja hal itu merupakan tindakan yang buruk.

“Kalau saya menguntungkan Zaki dan Bram, ngapain saya harus cabut kartu kuning untuk Bram. Dia keluar garis tanpa izin dari saya,” tegasnya. Sekali lagi, dia menegaskan jlka tidak pernah menyudutkan salah satu kontestan. Sebab, wasit dituntut untuk bertindak fair.

“Keputusan saya murni tugas. Bukan untuk menguntungkan salah satu pasangan.” ungkap wasit satu-satunya Banyuwangi yang berlisensi nasional itu. Setelah game poin, tidak ada yang protes. Kedua pasangan saling bersalaman.

Namun, belakangan ada protes yang begitu luar biasa pasca pertandingan. “Saya tidak tahu ada apa sampai terjadi protes yang berlebihan. Tapi, saya tegaskan, kalau saya berbuat fair dan menjunjung tinggi sportivitas,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, klub PB Nusantara yang merasa di pecundangi gara-gara tindakan wasit yang merugikan. Mereka tidak terima dengan keputusan wasit yang dianggap tidak fair. Wasit dituding telah menguntungkan lawannya.

“Bola (shuttlccock) jelas keluar, kok disebut masuk.” cetus Santoso, salah satu anggota klub PB Nusantara. Peristiwa memalukan itu, jelas dia, terjadi saat pasangan Zaki/Bram memimpin pertandingan dengan skor 29 dan skor 26 untuk pasangan Awang/Acos dari PB Nusantara.

“Zaki Smash silang ke kanan dan keluar garis, tapi oleh wasit disebut masuk,” katanya. Saat itu, jelas dia, Iinesman sebenarnya sudah memberi aba-aba kalau shuttlecock keluar. Tapi anehnya, wasit tetap bersikukuh masuk. “Wasitnya itu katanya kaliber nasional, tapi masak kayak gitu.” katanya. (radar)