ngopibareng.id
Hingga pertengahan tahun 2025 serapan pupuk subsidi di Banyuwangi sudah mencapai 58 persen. Dinas Pertanian Banyuwangi dan Pangan Banyuwangi menyebut, alokasi pupuk bersubsidi untuk Banyuwangi tahun ini relatif lebih mencukupi kebutuhan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, mengatakan, berdasarkan usulan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), pemerintah pusat telah mengalokasikan pupuk sebesar 85 persen dari total kebutuhan petani di Banyuwangi.
Untuk pupuk urea, dari usulan 51.462 ton pemerintah mengalokasikan 43.825 ton atau 85 persen. Hingga Juli, realisasinya sudah terserap 23.445 ton atau 53,5 persen.
“Sedangkan pupuk NPK dari usulan 60.048 ton dialokasikan 35.276 ton, dan serapan sudah mencapai 23.172 ton atau 65,69 persen,” jelasnya, Minggu, 8 September 2025.
Menurut Ilham, hingga saat ini belum ada laporan terkait kekurangan pupuk. Jika ada kebutuhan tambahan dari petani, menurutnya pemerintah pusat siap melakukan realokasi.
“Sampai saat ini tidak ada pengusulan tambahan. Pemerintah pusat sudah menyiapkan mekanisme realokasi jika diperlukan,” terangnya.
Berkaitan dengan program pemerintah pusat tentang target luas tambah tanam (LTT) Padi sebesar 151.048 Ha di Banyuwangi, Ilham optimis target itu dapat tercapai karena rata-rata capaian Banyuwangi 120 ribu hektare per tahun. Hingga Agustus, capaian masih on track dan diyakini mampu memenuhi target.
Dia menyebut, kondisi cuaca tahun ini cukup mendukung karena musim kemarau yang terjadi adalah kemarau basah. Debit air, menurutnya, masih cukup. Bahkan daerah yang biasanya tidak bisa menanam padi di musim kemarau, sekarang bisa.
Menurutnya, kondisi iklim saat ini justru menjadi peluang. Dengan kondisi kemarau basah, areal tanam bisa ditingkatkan sehingga produktivitas juga ikut naik.
“Jadi optimis target luas tambah tanam bisa tercapai, bahkan produksi bisa meningkat,” ujar Ilham.
Like