Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Setahun Dilantik Dinobatkan Kades Teraktif, Antarkan Jadi Desa Berseri

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MASHUDI yang menjabat sebagai Kades Cantuk sejak tahun 2011, bukan hal yang mudah. Di awal kepemimpinannya, harus kerja keras mengubah kondisi desa yang kurang kondusif dan belum tertata. Dengan visi dan komitmen  yang kuat, Masbudi berupaya melakukan kerja cerdas, kerja ikhlas dan, kerja tuntas.

Itu terungkap dalam kenal pamit akhir masa jabatan di pendapa Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, kemarin (31/1). Dalam acara kenal pamit itu Camat Singojuruh, Mohammad Lutfi yang hadir bersama staf mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja dan pengabdian Masbudi selam enam tahun memimpin Desa Cantuk.

“Mulai 2 Februari, jabatan Kades Masbudi sudah berakhir, sebagai  gantinya kami kenalkan Pak Suhaimi  yang akan bertugas sebagai penjabat sementara Kepala Desa Cantuk,” ujarnya. Camat Lutfi berpesan masyarakat tetap kompak, menjaga kerukunan,  persatuan,  dan kesatuan serta bersama-sama dalam  membangun desa.

“Desa Cantuk sudah kondusif, mohon taati pasca kepemimpinan Kades Masbudi. Sudah tidak trend lagi demo, kedewasaan tokoh masyarakat dalam menyampaikan aspirasi sudah  semakin baik, dan ini mohon dijaga,”  katanya. Camat Rogojampi, Nanik Machrufi, yang lima tahun pernah memimpin Kecamatan Singojuruh mengaku sangat tahu betul kepemimpinan Kades Masbudi  yang visioner dan mempunyai tekad  kuat dalam memajukan desa.

Hanya setahun dilantik menjadi Kades Cantuk, Masbudi dinobatkan sebagai  Kades Teraktif tingkat Kabupaten Banyuwangi, itu terutama dalam mengimplementasikan program Banyuwangi Hijau dan Bersih di tahun 2012. Tidak sampai di situ, Kades Masbudi  juga mengantarkan Desa Cantuk sebagai desa berseri kategori madya dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa  Timur.

Piala atas prestasi itu, diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada tahun 2013 lalu. “Prestasi  itu membuat kami gembira dan bangga  sebagai camat kala itu,” ungkap Camat Nanik Machrufi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Prestasi lainnya yang diraih Desa Cantuk  selama kepemimpinan Masbudi, adalah salah satu dari tiga desa dalam tata kelola  keuangan desa tingkat kecamatan, serta desa terbaik dalam pembayaran Surat  Permintaan Pembayaran (SPP) se-Kecamatan Singojuruh.

Kades Masbudi mengatakan awal  menjabat sebagai kades telah berkomitmen akan memajukan desa dari semua lini. Tidak hanya membangun sarana dan prasana fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Dalam kurun waktu enam tahun, Masbudi telah melakukan  berbagai kegiatan dan keputusan penting, di antaranya menyerahkan penemuan benda purba kala berupa tiga buah bross emas murni, patung Budha, dan guci yang diduga peninggalan  dinasti thang yang telah berusia 600 tahun kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto.

Dia juga melakukan pengambil alihan aset tanah bengkok  desa seluas delapan hektare dari  tangan magersari, yang telah bertahun-tahun dikuasai. “Setelah kami ambil alih, langsung kami lakukan penanaman 8000 bibit pohon sengon di lokasi tanah bengkok sebagai implementasi sedekah  oksigen,” ungkapnya.

Dalam sektor pendidikan, Pemerintah Desa Cantuk melakukan perluasan gedung Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita dan pembangunan gedung sekolah PAUD di Dusun Rampan. Selama enam tahun menjabat itu, dia juga melakukan peningkatan  infrastruktur mulai jembatan, jalan, hingga pemasangan lampu  penerangan jalan umum (LPJU).

“Total ada 70 titik LPJU hasil kerja sama dengan pihak ketiga, yakni  bantuan dari pengusaha penambang pasir di Desa Cantuk,”   jelasnya. Peninggalan yang paling menonjol dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat selama memimpin, itu pengadaan mobil jenis Toyota Innova yang digunakan  untuk kendaraan operasional  pemerintah desa dan mobil  pelayanan kesehatan masyarakat.

“Sejak tahun 2015 mobil ini sudah mengantarkan ratusan warga berobat ke rumah sakit secara gratis, dan mobil ini di  replikasi menjadi pilot project  pelayanan kesehatan masyarakat  di Kecamatan Singojuruh,” terangnya.  Kerja-kerja cerdas, ikhlas, dan tuntas itu juga dilakukan dengan  legalisasi sertifikat tanah sebanyak seribu bidang dalam program Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona). Termasuk di tahun 2016, pemerintah desa memberikan bantuan 100 etalase kepada pedagang kurang mampu.

“Banyak kegiatan dan prestasi yang telah kami lakukan, semuanya terjalin berkat kerja sama yang baik dengan semua pihak. Saya juga berterima kasih dan memohon maaf kepada seluruh masyarakat dan para pihak jika   selama enam tahun menjabat sebagai kepala desa ada kekhilafan dan kesalahan,” tandas suami Hj. Ririn Setyo Rini itu. (radar)