Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

SPG Asal Genteng Tertangkap Bawa 5.000 Ekstasi di Bali

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Perempuan yang membawa benda diduga ekstasi.

Steffani Jadi Tulang Punggung Keluarga

GENTENG – Kabar penangkapan Steffani Anindiya Hadi, 26, yang kedapatan membawa 5.000 butir ekstasi di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali mengejutkan orang tuanya. Keluarga Steffani di Dusun Resomulyo, RT 001/ RW 002, Desa Genteng Wetan tidak menyangka anak kesayangannya itu tersangkut kasus narkoba jaringan internasional.

Ibu kandung Steffani, Anik alias Nunung 49, mengaku sudah mendengar kabar kalau anaknya tertangkap membawa narkoba. Nunung mengaku kaget saat mendengar kabar tersebut. Jawa Pos Radar Genteng kemarin berusaha menemui Nunung di Genteng. Ketika ditanya kasus anaknya, mata Nunung terlihat berkaca-kaca.

“Saya mendengar kabar tersebut pada Kami malam (8/6) dari tetanga,” ucap Nunung Samsul, 51. Terkait pendampingan hukum kepada anaknya, pihak keluarga masih bingung. Yang mereka pikirkan kini bagaimana bisa menjenguk anak pertama dari tiga saudara tersebut.

“Kita mau ke sana (Bali) tidak ada biaya,” ucapnya. Selain dari tetangga, Nunung mengaku belum menerima keterangan resmi seperti surat atau telepon dari pihak Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Bali atau kepolisian.

Karena itu, terkait rencana berkunjung ke tempat penahanan di Bali masih menunggu kepastian kabar dari kerabat yang tinggal di Pulau Dewata. “Kita tunggu keluarga di Bali, bisa di besuk nggak Steffani,” ucapnya.

Di mata keluarga, Steffani merupakan anak yang baik. Menurut pengakuan Nunung, anaknya tersebut tinggal di Banyuwangi kota. Sehari-hari bekerja di dunia event organizer dan SPG. “Dia tinggal di Banyuwangi, SPG-an,” ungkapnya.

Selama di Banyuwangi, Nunung mengaku tidak melihat kebiasaan aneh pada anaknya. Hanya saja, sejak tiga bulan ini dia melihat anaknya tersebut gampang marah saat dihubungi melalui telepon.

Tidak hanya itu, naluri keibuan Nunung juga sangat merasa kangen sebelum peristiwa penangkapan tersebut terjadi. “Tiga bulan ini agak beda. Kalau dikasih tahu suka marah-marah,” ucapnya.

Dia berharap, pihak kepolisian bisa mempertimbangkan keberadaan anaknya tersebut mengingat anaknya menjadi tulang-punggung keluarga. Sebab, ayahnya sudah tidak bisa lagi bekerja karena stroke. Nunung juga berkeyakinan jika anaknya tersebut bukan pelaku utama pengedaran ekstasi.

“Dia tulang punggung keluarga. Ya mohon hukumannya nanti diringankan,” harapnya. Seperti diketahui, seorang wanita, penumpang pesawat Garuda Indonesia, nomor Fight GA 266 ditangkap petugas gabungan BNNP Bali dan polsek kawasan Bandara Ngurah Rai.

Wanita tersebut kedapatan membawa 5.000 ekstasi. Penangkapan dilakukan pukul 11.50 Kamis kemarin (8/6) di Bandara Ngurah Rai. Sebelum tertangkap, Steffani naik pesawat Garuda dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Petugas BNN dan polisi Bandara Ngurah Rai yang curiga langsung memeriksa tas lengan berwarna oranye yang dibawanya. Dalam penggeledahan, ditemukan bungkusan plastik berisi ribuan pil berwarna terang yang diduga ekstasi.

Jumlah ekstasinya kurang lebih 5.000 butir. Barang haram itu dibungkus plastik kemasan dan disimpan di dalam tas warna oranye milik Steffani. (radar)