Selasa, 01 Juli 2025 – 19:46
TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Rencana penutupan total Jalur Gumitir, penghubung utama Banyuwangi-Jember, menuai sorotan tajam. Tak hanya Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, kini DPRD Banyuwangi turut mendesak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali untuk mengevaluasi kembali rencana penutupan yang dijadwalkan Juli hingga September 2025 tersebut.
Penutupan total ini sejatinya direncanakan demi perbaikan besar demi alasan keselamatan. Namun, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono, menegaskan bahwa kebijakan ini berpotensi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang serius bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, kami minta pemerintah dalam hal ini BBPJN untuk mempertimbangkan kembali rencana penutupan total Jalur Gumitir. Ini menyangkut kebutuhan dasar warga setiap hari,” kata Ruliyono, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya, jalur Gumitir adalah urat nadi bagi warga di perbatasan Banyuwangi dan Jember yang mengandalkannya untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, bersekolah, hingga berdagang. Penutupan total jalur ini akan membebankan warga dengan biaya tambahan dan menyulitkan mobilitas mereka.
Politisi Partai Golkar itu mendukung penuh usulan Bupati Banyuwangi yang menyarankan sistem buka-tutup atau pembatasan jenis kendaraan. Solusi ini dinilai lebih bijak dan perlu dipertimbangkan serius oleh pemerintah pusat maupun BBPJN Jawa Timur-Bali.
“Solusinya bisa sistem buka tutup, atau pembatasan kendaraan berat. Jangan semuanya disamaratakan. Kendaraan kecil dan motor untuk warga lokal tetap diberi akses,” jelas Ruliyono.
Sebelumnya, Bupati Ipuk telah menyampaikan harapannya agar penutupan Jalur Gumitir tidak dilakukan 100 persen dan meminta skema alternatif yang tidak merugikan warga sekitar. Ia bahkan berharap rencana penutupan itu hanya wacana dan tidak diterapkan.
Meski demikian, penutupan jalur primer ini masih akan dibahas kembali dalam rapat bersama sejumlah pemangku kebijakan, menandakan bahwa keputusan penutupan total Gumitir masih bersifat tentatif. (*)
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |