Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tugas Selesai, Backhoe Ditarik

DEMO: Aksi warga menolak pembangunan Ipal Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Muncar, beberapa waktu lalu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DEMO: Aksi warga menolak pembangunan Ipal Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Muncar, beberapa waktu lalu.

MUNCAR – Pengoperasian mesin backhoe di lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, dihentikan. Bahkan, eskavator sudah tidak ada di lokasi pembangunan kemarin.

Meski begitu, alat tersebut tidakada kaitannya dengan aksi penolakan  warga Kamis lalu. Sebab, mesin tersebut sudah selesai meratakan tanah. ‘’Tidak ada hubungannya dengan protes warga,” tegas Kepala Dusun Tratas, Wahid Bowo Santoso, kemarin.

Menurut dia, alat berat tersebut ditarik pengelola lantaran sudah merampungkan pekerjaan. Artinya, tugas mesin backhoe itu hanya meratakan tanah di lahan pembangunan Ipal yang bakal menghabiskan anggaran Rp 10 miliar tersebut.

Dua hari lalu sudah ditarik,” jelasnya. Wahid mengaku kaget saat warga menolak pembangunan Ipal tersebut. Sebab, sebelumnya warga sudah menyetujui, bahkan sudah melakukan selamatan. “Saya juga nggak tahu, tiba-tiba warga saya demo-demo kayak gitu,” ungkap Wahid sambil geleng-geleng kepala.

Dikatakan, protes warga tersebut bukan atas instruksinya. Dia khawatir jika masalah tersebut bakal menghambat pembangunan daerah. “Setidaknya, dengan adanya Ipal itu bisa mengurangi pencemaran lingkungan,’’ katanya. Sejumlah spanduk berisi penolakan pembangunan Ipal yang dibentangkan di sekitar lokasi juga sudah diturunkan.

Spandukspanduk itu sudah diturunkan oleh petugas dari Banyuwangi dan Kecamatan,’’ tambahnya. Diberitakan sebelumnya, Kamis lalu (27/9), puluhan warga menolak pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar.

Mereka menggelar unjuk rasa di area pembangunan Ipal yang terletak di tepi pantai itu. Warga juga menuntut agar proyek itu dihentikan total. Warga menilai pembangunan Ipal tersebut bakal menimbulkan masalah baru. Pasalnya, lokasi yang dipilih merupakan kawasan padat penduduk.

Seharusnya, lokasi yang pas adalah jauh dari permukiman warga. Jika pembangunan di lokasi itu terus berjalan, kelak pengoperasian IPAL tersebut akan berakibat fatal. Sebab, ketika ada angin dari arah tenggara, bau limbah pasti langsung menyebar ke permukiman warga. (radar)