

MUNCAR – Pengoperasian mesin backhoe di lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Terpadu di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, dihentikan. Bahkan, eskavator sudah tidak ada di lokasi pembangunan kemarin.
Meski begitu, alat tersebut tidakada kaitannya dengan aksi penolakan warga Kamis lalu. Sebab, mesin tersebut sudah selesai meratakan tanah. ‘’Tidak ada hubungannya dengan protes warga,” tegas Kepala Dusun Tratas, Wahid Bowo Santoso, kemarin.
Menurut dia, alat berat tersebut ditarik pengelola lantaran sudah merampungkan pekerjaan. Artinya, tugas mesin backhoe itu hanya meratakan tanah di lahan pembangunan Ipal yang bakal menghabiskan anggaran Rp 10 miliar tersebut.
Dua hari lalu sudah ditarik,” jelasnya. Wahid mengaku kaget saat warga menolak pembangunan Ipal tersebut. Sebab, sebelumnya warga sudah menyetujui, bahkan sudah melakukan selamatan. “Saya juga nggak tahu, tiba-tiba warga saya demo-demo kayak gitu,” ungkap Wahid sambil geleng-geleng kepala.
Dikatakan, protes warga tersebut bukan atas instruksinya. Dia khawatir jika masalah tersebut bakal menghambat pembangunan daerah. “Setidaknya, dengan adanya Ipal itu bisa mengurangi pencemaran lingkungan,’’ katanya. Sejumlah spanduk berisi penolakan pembangunan Ipal yang dibentangkan di sekitar lokasi juga sudah diturunkan.
Lanjutkan Membaca : 1 | 2