RadarBanyuwangi.id – Belasan anak istimewa di lingkungan Dusun Pegundangan, Kendenglembu, dan Dusun Terbasala, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore yang selama ini tidak bisa sekolah, tampaknya punya setitik harapan untuk bisa menuntut ilmu. SLB Bhakti Pertiwi di Dusun Tegalpakis, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru bergerak untuk melakukan penjaringan di perkampungan tengah perkebunan itu, Kamis (9/1).
Saat ini, pihak SLB menunggu data valid dan alamat anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak sekolah di lingkungan kebun itu. “Saat kami turun bareng (turba), cukup kesulitan mencari keberadaan anak-anak tersebut. Dari belasan anak yang disebut oleh warga, kami hanya bisa mendatangi tiga rumah saja,” kata salah satu guru SLB Bhakti Pertiwi, Evy Widyawati.
Menurut Evy, dari tiga rumah yang didatangi itu, satu anak disabilitas di Dusun Kendenglembu sedang tidak ada di rumah. Sedangkan dua anak lain belum bisa dipastikan kesediaannya untuk difasilitasi bersekolah. “Belum tahu mau atau tidak, karena mobil antar jemput kami tidak bisa menjangkau ke sana. Orang tua harus mengantar ke Pegundangan dulu,” terangnya.
Akses yang sulit dan jauh dari lokasi SLB, memang menjadi salah satu alasan anak-anak disabilitas di tiga wilayah itu tidak sekolah. “Apabila data valid, jumlah dan alamat anak-anak tersebut ada, kami akan lanjutkan lagi pejaringannya. Anak-anak bisa kita tarik ke sekolah kami dengan dibantu antar jemput,” ucapnya.
Baca Juga: Alat Proteksi Kebakaran Wajib Standar, Damkarmat Inspeksi di Pusat Keramaian di Banyuwangi
, Camat Glenmore, Eko Yulianto mengaku akan segera memastikan data anak-anak berkebutuhan khusus yang memang belum sekolah tersebut. Sehingga, ini bisa membantu pihak SLB. “Secepatnya akan kami koordinasikan dengan pemerintah desa (Pemdes) setempat,” katanya.
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 yang dirayakan pada Selasa (3/12) lalu, semangat agar anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa sekolah hingga mandiri digaung-gaungkan.
Tapi ternyata, masih banyak anak-anak difabel yang tidak mendapat kesempatan mengenyam bangku sekolahan. Seperti belasan anak istimewa di lingkungan Dusun Pegundangan, Kendenglembu, dan Terbasala, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. “Di sini banyak sekali anak-anak difabel tidak sekolah,” kata salah satu tokoh masyarakat setempat, Muhammad Sholihin, 45, pada Kamis (12/12/2024).
Menurut Sholihin, ada 15 anak berkebutuhan khusus di sekitar tempat tinggalnya yang sampai saat ini tidak sekolah. “Dari hitungan saya, empat anak sudah usia remaja, artinya lebih dari 17 tahun. Dan 11 sisanya usia sekolah antara tujuh sampai 16 tahun,” ungkapnya.(sas/abi)