Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ustad Abdul Jalal Meninggal Saat Jadi Imam Witir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Seketika tangis haru pecah, saat jenazah disemayamkan di rumah duka.

WONGSOREIO – Peristiwa memilukan terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Ulum, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Senin malam kemarin. Seorang imam masjid meninggal dunia usai menunaikan salat witir.

Imam salat tersebut adalah Abdul Jalal, 53, warga Desa Bengkak. Selain jadi imam salat, sahari-harinya Abdul Jalal sebagai guru Agama Islam di SDN 3 Bangsring sekaligus ketua Rois Syuriah MWCNU Wongsorejo.

Abdul Jalal mengembuskan napas terakhir pukul 1930. Pada posisi duduk tahiyat akhir dan baru satu kali mengucapkan subhana Malikil kudus, tubuhnya langsung ambruk ke belakang. “Awalnya beliau rnengimami salat witir dengan makmum hampir 300 orang lebih termasuk santri dan warga sekitar masjid,” ujar Rahmad Hidayat, Humas Ponpes Miftahul Ulum.

Usai salat witir, Abdul Jalal terhenti mengucap subhana malikil kudus. Setelah jeda lima menit, tubuhnya langsung ambruk ke belakang. Sontak saja saf terdepan langsung menolong dan melarikannya ke Puskesmas Wongsorejo.

“Kami tidak menyangka almarhum pergi secepat ini. Padahal sorenya masih terlihat sehat,” kata Rahmad. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, sebelum meninggal, pria yang juga pegawai  negeri sipil itu sempat menjadi khatib salat Jumat pekan lalu (2/6).

Dalam khutbahnya, Abdul  Jalal sempat berpesan untuk  memperbanyak amal ibadah untuk bekal kelak sudah meninggal. “Saya waktu itu jadi makmum salat Jumat. Saya masih ingat betul pesan yang beliau  sampaikan saat berkutbah.

Dia  hanya berpesan umat manusia untuk berbekal untuk akhirat. Ternyata pesan tersebut menjadi pesan terakhirnya,” kenang Ketua MWC NU Wongsorejo, Kholili. Pada Senin (5/6) pukul 11.00, Abdul Jalal sempat mengeluh tidak enak badan dan izin tidak mengajar di sekolah.

Senin malam, pria yang menjadi salah satu tokoh masyarakat di desanya tersebut datang ke masjid Ponpes Miftahul Ulum untuk memenuhi  jadwal imam serta mengisi kultum setelah tarawih. “Almarhum sempat saya telepon melalui HP. Dia bilang izin tidak masuk karena sesak napas dan dadanya  sakit, tetapi tidak mengeluh ke istrinya mungkin takut istrinya kepikiran,” ujar Sugiati, Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bengkak.

Selasa (6/6) pukul 07.00, jenazah Abdul Jalal dimakamkan di pemakaman umum Desa Bengkak Sampai siang kemarin, warga masih berdatangan ke rumah duka untuk menyatakan bela sungkawa.

“Orangnya sangat baik, selalu aktif kegiatan keagamaam setiap hari selalu ngajar anak-anak ngaji,” ungkap Mariyam, kakak perempuan Abdul Jalal. Suami dari Yayuk Muktasin meninggalkan tiga orang anak. Selain menjadi guru SD dan  di kegiatan ponpes, Abdul Jalal juga gemar memelihara sapi serta pergi ke kebun.

“Beliau merupalcan alumi dari MI Miftahul Ulum,” tandas Rahmad Hidayat, Humas Ponpes Miftahul Ulum. (radar)