Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Wahyono, Tunanetra Juara 2 MTQ Nasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

wahyonoSempat Tersiksa karena Tiga Bulan Dilarang Nyanyi

WAHYONO tampil dalam nomor khusus kelompok cacat netra MTQ Nasional ke-25 di Batam, Kepulauan Riau. Dia merupakan satu-satunya peserta tunanetra yang mewakili Provinsi Jawa Timur. Dia juga satu-satunya peserta tunanetra asal Jatim yang pulang membawa piala. Saat ditemui di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) A Negeri Banyuwangi Selasa lalu (17/6), Wahyono terlihat duduk di dekat pialanya.

Baginya, prestasi yang diraihnya saat ini adalah hal baru. Dalam MTQ tersebut, Wahyono berhasil  meraih nilai 93.000 dan dinyatakan berhak menerima juara dua tilawah Alquran. Pria yang masih duduk di bangku kelas lima SDLB A itu menceritakan pengalamannya meraih prestasi itu. Dia mengatakan, selama ini belajar menggunakan alat perekam. Dengan bimbingan gurunya, yaitu Afthal Fadloli, Wahyono terus menerus mengasah kemampuan mengaji. 

Sebenarnya, dia mengaku belum dapat membaca Alquran dengan menggunakan huruf Braille. Karena itu, dia selalu menggunakan alat perekam untuk menyimpan suara gurunya.Selanjutnya, rekaman tersebut didengarkan berulang-ulang. Kebiasaan memutar dan menyimak rekaman secara berulang-ulang ini sudah dilakukan Wahyono sejak tahun 2006 silam. Dia merekam suara Ustad Junaidi untuk didengarkan, kemudian ditirukan.

Sementara itu, ayat yang dibawakan oleh Wahyono dalam putaran final MTQ kali ini adalah Surat Al Imran ayat 144. Ada lima ayat yang dikuasai WahyonodengantajwidyangbaikyaknisuratAl- Israayat 1, Al-Israayat 9, Al-Imronayat 133, Al-Imranayat 144, dan surat Al-Ahzab ayat 21. Afthal Fadloli, guru di SDLB Negeri Banyuwangi mengakui, awalnya Wahyono enggan diajak sekolah. Diperlukan pendekatan sekitar tiga tahun untuk membuat Wahyono mau masuk sekolah. Setelah bersekolah, barulah dia mengajari Wahyono sehingga bakatnya terasah.  

Hingga saat ini, Wahyono tinggal di Panti Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Tuna Indra (YKPTI). Di tempat ini, Wahyono bertemu dengan beberapa orang yang memiliki cacat indra, tetapi memiliki banyak kelebihan. Situasi yang mendukung inilah, yang kemudian menjadi salah satu pendorong Wahyono untuk mengembangkan diri. Meski sering mengikuti perlombaan tilawah Al-Quran, Wahyono ternyata sebenarnya memiliki hobi bernyanyi. Beberapa lagu lokal sudah  dikuasainya dan sering dinyanyikan di beberapa acara.

Ada beberapa rekaman suara yang ditunjukkannya Wahyono dengan iringan musik organ. “Saya sangat menyukai lagu-lagu Banyuwangian, terutama lagu Demy yang berjudul Kanggo Riko,” ujar Wahyono. Dia menambahkan, sebelum berangkat mengikuti kejuaraan MTQ Nasional, para pembina dari kontingen Provinsi Jatim melarangnya bernyanyi selama tiga bulan. Hal itu dilakukan untuk menjaga suara dan irama Wahyono saat mengumandangkan ayat suci. Larangan menyanyi selama tiga bulan itu membuat Wahyono sedikit tersiksa. 

Sebab,selama tiga bulan itu pula dia tidak bisa menyalurkan hobinya. Saat ditanya tentang harapannya ke depan, Wahyono mengaku masih berharap dapat meraih peringkat satu MTQ nasional. Dengan meraih gelar juara 1, dia dapat memperoleh hadiah umrah ke Tanah Suci, Makkah. Selain itu, bungsu dari sembilan bersaudara ini juga memiliki keinginan untuk membeli rumah. Dia ingin dapat tinggal serumah dengan ibunya, agar ibunya dapat tinggal dengan tenang dan tidak lagi menumpang rumah saudara.(radar)