sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Setelah dua tahun menunggu, warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, akhirnya bisa bernapas lega. Sedimen berupa bebatuan dan pasir yang menumpuk hingga mencapai empat meter di Dam Garit akhirnya dikeruk oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Senin (6/10).
Normalisasi ini menjadi harapan besar warga sekitar bendungan yang selama dua tahun terakhir hidup waswas setiap kali hujan deras mengguyur wilayah mereka.
“Terakhir dilakukan normalisasi tahun 2023, dan alhamdulillah sekarang bisa dikeruk lagi,” kata Juru Dam Garit, Heru Mayangkoro.
Heru menjelaskan, pengerukan sedimen di daerah aliran sungai (DAS) dilakukan sejak Kamis (2/10) dengan menerjunkan dua ekskavator dan sejumlah dump truk pengangkut material.
Dalam sehari, setidaknya 100 truk sedimen diangkut dari bendungan tersebut. “Jam kerja dari pagi sampai sore, hasil kerukannya langsung dikirim ke Dam Gembleng di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, untuk urukan,” terangnya.
Ia menyebut, normalisasi dilakukan tepat waktu menjelang musim hujan yang diperkirakan mulai akhir November hingga Desember.
Baca Juga: Petani Banyuwangi Full Senyum, Panen Padi 7 Ton Per Hektare! Musim Kemarau Basah Bikin Rejeki Lancar
“Kalau tidak segera dikeruk, saat debit air naik sedikit saja bisa langsung meluap. Sedimen di sini sudah sangat tinggi,” ujarnya.
Heru menambahkan, setelah pengerukan bagian bawah rampung, rencananya bagian hulu bendungan juga akan dinormalisasi agar aliran air lebih lancar.
“Yang paling bahaya memang bagian bawah, tapi atasnya juga perlu dibersihkan agar tidak menimbulkan endapan baru,” jelasnya.
Korsda Singojuruh, Warsini, turut membenarkan kegiatan normalisasi tersebut. Ia menilai pengerukan sangat penting untuk keselamatan warga sekitar.
“Alhamdulillah, pekerjaan sudah berjalan lebih dari separuh. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa sangat berbahaya saat musim hujan nanti,” katanya.
Warga Bergantian Jaga Alat Berat, Takut Tragedi 2018 Terulang
Pengerukan sedimen di Dam Garit disambut antusias oleh warga dari empat dusun, yakni Dusun Karangasem, Wonorokso, Bangunrejo, dan Garit.
Mereka kompak membantu pengamanan di sekitar lokasi proyek, siang dan malam, sebagai bentuk dukungan dan rasa syukur.
Page 2
Saat siang hari, warga membantu mengatur keluar-masuk dump truk pengangkut sedimen. Sedangkan malam harinya, mereka bergantian menjaga alat-alat berat milik pekerja.
“Yang jaga malam sampai pagi, posnya di kantor Korsda Singojuruh,” ujar Muhammad Yusuf (53), warga Dusun Karangasem.
Menurut Yusuf, warga rela berjaga karena sudah dua tahun menantikan normalisasi bendungan.
“Dinormalisasi saja sudah Alhamdulillah. Sekarang tinggal menunggu perbaikan jembatan, karena lubang aliran air di bawahnya masih terlalu kecil,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Abdullah (48), warga setempat yang juga ikut berjaga. Ia mengingat betul banjir bandang pada 2018 yang melanda wilayahnya akibat sedimen sungai menumpuk.
“Ada sekitar 400 rumah terdampak waktu itu. Kami trauma, makanya bersyukur sekarang sudah dikeruk,” ungkapnya.
Menurutnya, sebelum pengerukan dilakukan, warga selalu ketakutan setiap kali hujan turun deras.
“Kalau sampai akhir tahun belum dikeruk, mungkin masyarakat akan turun demo besar-besaran,” ucapnya.
Kini, warga merasa lebih tenang menjelang musim hujan. “Syukur sudah dilakukan pengerukan. Dulu tiap hujan kami tidak bisa tidur, sekarang bisa istirahat dengan tenang,” kata Muhammad Ali (52), warga Karangasem lainnya.
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Setelah dua tahun menunggu, warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, akhirnya bisa bernapas lega. Sedimen berupa bebatuan dan pasir yang menumpuk hingga mencapai empat meter di Dam Garit akhirnya dikeruk oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Senin (6/10).
Normalisasi ini menjadi harapan besar warga sekitar bendungan yang selama dua tahun terakhir hidup waswas setiap kali hujan deras mengguyur wilayah mereka.
“Terakhir dilakukan normalisasi tahun 2023, dan alhamdulillah sekarang bisa dikeruk lagi,” kata Juru Dam Garit, Heru Mayangkoro.
Heru menjelaskan, pengerukan sedimen di daerah aliran sungai (DAS) dilakukan sejak Kamis (2/10) dengan menerjunkan dua ekskavator dan sejumlah dump truk pengangkut material.
Dalam sehari, setidaknya 100 truk sedimen diangkut dari bendungan tersebut. “Jam kerja dari pagi sampai sore, hasil kerukannya langsung dikirim ke Dam Gembleng di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, untuk urukan,” terangnya.
Ia menyebut, normalisasi dilakukan tepat waktu menjelang musim hujan yang diperkirakan mulai akhir November hingga Desember.
Baca Juga: Petani Banyuwangi Full Senyum, Panen Padi 7 Ton Per Hektare! Musim Kemarau Basah Bikin Rejeki Lancar
“Kalau tidak segera dikeruk, saat debit air naik sedikit saja bisa langsung meluap. Sedimen di sini sudah sangat tinggi,” ujarnya.
Heru menambahkan, setelah pengerukan bagian bawah rampung, rencananya bagian hulu bendungan juga akan dinormalisasi agar aliran air lebih lancar.
“Yang paling bahaya memang bagian bawah, tapi atasnya juga perlu dibersihkan agar tidak menimbulkan endapan baru,” jelasnya.
Korsda Singojuruh, Warsini, turut membenarkan kegiatan normalisasi tersebut. Ia menilai pengerukan sangat penting untuk keselamatan warga sekitar.
“Alhamdulillah, pekerjaan sudah berjalan lebih dari separuh. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa sangat berbahaya saat musim hujan nanti,” katanya.
Warga Bergantian Jaga Alat Berat, Takut Tragedi 2018 Terulang
Pengerukan sedimen di Dam Garit disambut antusias oleh warga dari empat dusun, yakni Dusun Karangasem, Wonorokso, Bangunrejo, dan Garit.
Mereka kompak membantu pengamanan di sekitar lokasi proyek, siang dan malam, sebagai bentuk dukungan dan rasa syukur.