Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Warga Minta Saham Rakyat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN – Warga dua kecamatan, yakni Pesanggaran dan Siliragung, berunjuk rasa di Balai Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (22/5). Mereka meminta saham rakyat atas usaha pertambangan di Gunung Tumpang Pitu yang dikelola PT. Indo Multi Niaga (IMN).

Demo warga itu cukup mengagetkan para peserta dialog antara warga Pesanggaran dan Siliragung bersama Bupati Abdullah Azwar Anas. Saat itu, kebetulan bupati bersama jajaran forum pimpinan daerah (forpimda) sedang mengikuti kegiatan di balai Desa Sumbermulyo. Ratusan warga dari dua kecamatan tersebut mendadak berkonvoi naik kendaraan roda dua ke tempat acara.

Begitu sampai di lokasi, mereka langsung turun dari atas kendaraan lalu membentangkan puluhan poster. Yang menarik, poster yang mereka bentangkan malah memberi dukungan kepada Bupati Anas untuk meminta golden share kepada PT. IMN. Sambil membentangkan kertas, warga berjalan kaki menuju lokasi dialog dan meneriakkan tuntutan golden share. Mereka juga mengeluhkan keberadaan PT. IMN.

Lantaran demo itu dianggap mengganggu dialog, kepala Desa Sumbermulyo meminta massa berhenti berteriak. Warga pun duduk sejenak, tapi bangkit lagi setelah melihat Bupati Anas turun dari mobil. Akhirnya, bupati pun bertemu para pengunjuk rasa. Massa langsung merangsek ke arah Bupati Anas, lalu menyampaikan isi hatinya. “Kami mendukung Pak Bupati minta golden share agar masyarakat Pesanggaran sejahtera. Masak ada penambangan, jalan di daerah kami tetap rusak,” teriak seorang perempuan disambut tepuk tangan massa.

Menanggapi banyaknya tuntutan dan dukungan yang disampaikan masyarakat, bupati tak banyak menjawab. Apalagi, tak ada alat pengeras suara sehingga dialog bupati dan para pendemo kurang lancar. “Ya, oke sudah. Saya sudah dengar dan sudah saya terima apa yang disampaikan ibu-ibu. Nanti kita akan ambil kebijakan terkait hal ini,” kata Bupati Anas seraya berjalan menuju Balai Desa Sumbermulyo.

Sementara itu, dialog yang sebenarnya dihadiri berbagai elemen masyarakat; pendidik, guru ngaji, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, LSM, dan tokoh partai politik, tersebut justru terfokus pada persoalan pertambangan. Ketika Camat Pesanggaran, Danisworo, sebagai pemandu acara memberi kesempatan peserta bertanya, hampir semua pertanyaan terfokus pada tambang emas. “Kami sangat mendukung langkah bupati meminta golden share.

Kami minta kalau itu berhasil, Kecamatan Pesanggaran dan Siliragung harus mendapat prioritas persentasenya,” kata Sukidin. Menanggapi banyaknya pertanyaan seputar golden share, Bupati Anas menjelaskan bahwa selama ini dirinya sudah meminta golden share kepada PT yang mengelola pertambangan di Gunung Tumpang Pitu itu. Sebab, bagaimana pun kekayaan di Gunung Tumpang Pitu adalah anugerah Tuhan yang diberikan demi kesejahteraan rakyat Banyuwangi.

“Selain itu, berjuang menyejahterakan masyarakat melalui kekayaan emas adalah amanat orang tua saya sebelum saya mencalonkan diri jadi bupati,” tandasnya. Anas menuturkan, mendapatkan saham daerah atau saham teritorial tersebut tidaklah mudah. “Perjuangan ini bukan mengedepankan otot, tapi otak dan strategi. Jadi, saya tidak mau ada demo-demo, saya ingin menempuh cara-cara yang tenang tapi menghasilkan sesuatu yang besar untuk rakyat Banyuwangi,” jelasnya. (radar)