Detik.com
Jakarta –
Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menyambut baik penetapan KH Anwar Iskandar menjadi Ketum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar. Gus Fahrur mengatakan Kiai Anwar merupakan sosok yang alim.
“KH Anwar Iskandar dinilai sangat mampu menjalankan tugas sebagai Ketua Umum MUI karena beliau sangat alim dan berpengalaman di organisasi sejak lama. Beliau mantan anggota MPR RI, pemimpin pesantren, Wakil Rais Am PBNU dan Wantim MUI,” kata Gus Fahrur kepada wartawan, Selasa (15/8/2023).
Gus Fahrur menjelaskan proses pemilihan Kiai Anwar sudah satu tahun dibahas dalam rapat pimpinan MUI. Kiai Anwar merupakan usulan PBNU setelah Kiai Miftachul mengundurkan diri dan sudah disepakati bersama oleh semua pengurus harian MUI.
“Rapat pleno MUI tadi hanya untuk menetapkan dan nanti akan dilakukan pengesahan dalam rapat paripurna. Semua sudah sepakat untuk menerima usulan tersebut dan ditetapkan,” ujar Gus Fahrur.
Dia berharap Kiai Anwar membawa MUI lebih maju. Selain itu, kepemimpinan Kiai Anwar diharapkan dapat mempererat hubungan antarormas.
“Harapannya, KH Anwar Iskandar akan membawa kemajuan MUI dan merekatkan hubungan di antara semua ormas Islam yang ada di Indonesia,” ujar Gus Fahrur.
Seperti diketahui, MUI kini memiliki ketum yang baru. KH Anwar Iskandar ditunjuk menjadi Ketum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar.
“Pleno menyepakati bahwa KH Anwar Iskandar yang ditunjuk sebagai Ketua Umum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar,” demikian keterangan di situs MUI, Selasa (15/8/2023).
MUI menggelar rapat pleno yang agenda utamanya adalah pembahasan Ketua Umum MUI pengganti KH Miftachul Akhyar. Di dalam rapat pleno, ulama NU asal Banyuwangi KH Anwar Iskandar diusulkan menjadi pengganti KH Miftachul Akhyar.
“Penggantian ini terjadi karena KH Miftachul Akhyar sudah mengajukan surat pengunduran diri beberapa saat setelah dirinya terpilih kembali sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),” lanjut keterangan itu.
Tonton juga Video: Anwar Abbas ke Panji Gumilang: Kalau Minta Maaf, Dimaafkan
(knv/fjp)