Radarbanyuwangi.id – Tewasnya Gunther Henry Kitzler, 57, wisatawan asal negara bagian New South Wales, Australia yang diterjang ombak dan hilang saat main selancar Perairan Plawangan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, layak menjadi perhatian.
Selama ini, belum ada aturan pasti mengenai perizinan bagi wisatawan yang akan selancar.
Perizinan untuk kegiatan salah satu olahraga ekstrem itu, selama ini hanya melalui pengelola wisata saja.
“Untuk aturan izin berselancar, sementara ini hanya melalui pengelola wisata atas nama Perhutani,” ungkap Komandan Pos TNI AL (POSAL) Grajagan, Peltu Andik Karvianto, kemarin (5/3).
Keberadaan wisatawan asing Gunther Henry Kitzler, yang hilang karena diterjang ombak, baru diketahui petugas keamanan setelah mendapat laporan dari pengelola wisata.
“Jadi tidak ada tembusan sama sekali, baik ke POSAL, Polsek, atau Polairud,” cetusnya.
Menurut mantan Komandan POSAL Muncar itu, kejadian ini perlu menjadi perhatian pihak terkait seperti pengelola wisata, masyarakat, hingga TNI, dan kepolisian.
“Setelah ada kejadian ini perlu duduk bersama untuk membahas masalah ini,” harapnya.
Komandan POSAL Grajagan, Peltu Andik Karvianto (Lugas)
Peltu Andik menilai ke depan perlu ada mekanisme perizinan, ini untuk memudahkan petugas apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat berwisata di Pantai Grajagan.
“Dengan adanya izin itu, jika ada kejadian seperti ini (wisatawan asing hilang dan meninggal), akan lebih memudahkan kita,” ujarnya.
Senada dengan komandan POSAL, Sucipto, 45, warga Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo menyayangkan tidak adanya pemberitahuan ke perangkat desa setempat jika ada kegiatan selancar ini.
“Seandainya diberitahu lebih awal, kita bisa membantu pencarian, atau memberikan pertolongan lebih awal,” cetusnya.(gas/abi)
