Radarbanyuwangi.id – Masyarakat Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari punya tradisi unik dalam mengungkapkan rasa syukur saat tanaman padi mulai berisi. Para petani di desa ini menggelar tradisi selametan ngerujaki.
Ritual yang sudah ada turun temurun itu, tetap dilestarikan hingga saat ini. Warga yang sebagian besar petani dan buruh tani, menggelar selametan ngerujaki yang dipusatkan di Rumah Osing Latar Gemirang di Dusun Rejosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari pada Kamis (15/8).
Dalam tradisi ini, warga menyantap makanan bersama dengan bumbu rujak. “Acara doa bersama lalu makan bersama dengan menu bumbu rujak,” kata Kepala Desa Karangrejo, Subandriyo.
Tradisi ngerujaki ini, terang Subandriyo, bentuk rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Esa saat memasuki masa pengisian bulir padi. “Kami nguri-nguri budaya leluhur, ibarat manusia sedang hamil ada tradisi tingkepan. Tanaman padi jika sudah mulai berisi atau hamil, diselameti dengan tradisi ngerujaki ini,” jelasnya.
Baca Juga: Hipmi Banyuwangi Lantik Pengurus Hipmi PT, Ajak Mahasiswa Jadi Pengusaha Kreatif dan Inovatif
Tujuan dari tradisi ngerujaki ini, terang dia, memperbanyak rasa syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan rahmat yang diberikan kepada petani.
Dengan ritual ini, agar bulir tanaman padi yang sedang dalam proses berisi diberikan isi yang mentes atau berbobot. “Harapanya isi bulir padinya padat dan bobot, saat panen hasilnya bisa meningkat,” terangnya.
Meski sudah digelar tradisi n ngerujaki ini, lanjut dia, bukan berarti tanaman dibiarkan. Petani tetap berupaya semaksimal mungkin merawat tanamannya.
Baca Juga: PLN Hadirkan Cahaya Terang di HUT ke-79 RI Melalui Program Light Up The Dream”
“Ikhtiar merawat tanaman padi tetap dilaksanakan, jika ada hama wereng disemprot, tapi dengan iringan doa melalui selametan ini agar lebih berkah,” katanya.
Subandtiyo menyebut, luas lahan persawahan di desanya ada 340.75 hektar, hasil panenan tanaman padi selama setahun rerata mencapai 511 ton.
“Kami bersyukur lahan sawah di desa kami masih luas dan menghasilkan tanaman pangan yang membantu perekonomian keluarga, khususnya dari hasil bertani,” ungkapnya.(ddy/abi)








