Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Diproyeksikan Jadi Sentra Bawang Putih

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

LICIN – Kabupaten Banyuwangi diproyeksi menjadi sentra tanaman bawang putih. Saat ini telah ditanam bawang putih di lahan seluas 116 hektare di wilayah Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

“Banyuwangi bisa menjadi sentra baru bawang putih. Kita harapkan ke depan lahannya bisa tambah luas karena potensi pengembangannya juga masih besar,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono Kamino di Banyuwangi, Kamis (23/2).

Spudnik senang karena di Banyuwangi berhasil dikembangkan bawang putih yang skala lahannya cukup luas. Apalagi, bawang putih yang ditanam di Banyuwangi memiliki produktivitas yang tinggi, mencapai 15 ton per hektare. Dalam setahun, diperkirakan akan menghasilkan 4.000 ton bawang putih basah.

“Saya optimistis bawang putih cocok di sini dan tumbuh baik. Pengembangan ini didampingi Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah,” ujarnya.

Spudnik menuturkan, pemerintah kini sedang membangkitkan kembali kejayaan produksi bawang putih di Indonesia yang sempat hilang sejak dibukanya keran impor pada 1990. Selama ini mayoritas kebutuhan bawang putih dalam negeri masih dipenuhi melalui impor, seperti dari Tiongkok, Thailand, dan Mesir.

Indonesia baru memproduksi bawang putih sebanyak 20 ribu ton per tahun. “Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi lokal. Sekarang, Banyuwangi digarap dan rupanya sukses, kayak mimpi saja. Semakin banyak sentra yang dikembangkan, kita bertahap mengurangi ketergantungan impor,” kata Spudnik.

Jenis bawang putih yang ditanam di Banyuwangi merupakan jenis lokal lumbu hijau dan lumbu kuning dengan kualitas lebih baik daripada impor. Meskipun ukurannya lebih kecil, rasanya lebih tajam.

Bawang putih di Banyuwangi mulai dikembangkan pada November 2017 lalu, bermitra dengan perusahaan swasta. “Panen perdana 4 Maret mendatang. Nantinya hasil produksi akan dipilah, ada yang dijadikan bibit dan ada yang didistribusikan ke berbagai daerah,” timpal Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan.

Pemerintah daerah selama ini aktif mendampingi kelompok tani yang bekerja mengolah lahan bawang putih. Menurut Arief, Banyuwangi mendapatkan beberapa keuntungan dengan dibukanya pertanian bawang putih. Salah satunya penyerapan tenaga kerja.

“Tenaga kerja rutin yang diserap 900-1.000 orang. Iadi ini sangat padat karya sesuai kebijakan Presiden Iokotvi,” jelas Arief.

Arief menambahkan, pihaknya dalam proses menyiapkan lahan bawang putih untuk dikelola rakyat. “Sedang kami siapkan 25 hektare pertanian bawang putih yang akan dikelola rakyat dengan pendampingan dari kami tentunya,” pungkas Arief.