DI MATA warga Pesanggaran, rumah Sahril bukan nama yang asing. Dari selentingan warga, tempat tersebut dulunya kerap dijadikan tempat nongkrong banyak orang. Bahkan, berkembang rumor, dulunya sebagai tempat prostitusi terselubung.
Bahkan, warga sekitar memiliki julukan khusus untuk menyebut lokasi tersebut, yakni pintu naga. Pemerintah Desa Pesanggaran melalui Kaur Kesra Marsudi membenarkan adanya julukan tersebut. Di mata pemerintah desa, Sahril dikenal cukup baik dan supel.
“Orangnya itu lucu dan baik,” ungkapnya. Tahun 2012, pemerintah desa maupun Kecamatan Pesanggaran sudah pernah melakukan upaya pendekatan agar desas-desus terkait prostitusi terselubung tersebut diselesaikan. Pada tahun yang sama, pernah ada salah seorang tamu meninggal overdosis di kamar. Sejak saat itulah, pemerintah lebih tegas memberikan teguran.
“Ada kejadian kematian itu, lalu disurati Forpimka,” kata Marsudi. Sejak saat itulah, pamor pintu naga menurun dan kabar yang digunjingkan warga berangsur-angsur menghilang. “Setelah itu, julukan pintu naga hilang,” imbuhnya.
Kendati demikian, segala kegiatan administrasi Sahril dengan pihak desa berjalan baik. “Tidak ada catatan macam- macam,” ujar Marsudi. Meski bukan asli warga Pesanggaran, namun Sahril tinggal di tempat tersebut sudah cukup lama. Marsudi mengungkapkan, sejak 1987 dia tercatat sudah tinggal di tempat tersebut. “ Sudah lama, sejak 1987 di situ,” terangnya. (radar)