SINGOJURUH – Keinginan masyarakat di Kecamatan Singojuruh memiliki pasar yang permanen tampaknya belum bisa terwujud. Meski telah dibangunkan los pasar baru setahun lalu, tapi belum beroperasi.
Para pedagang masih senang menempati pasar lama di jalan simpang tiga pinggir perlintasan kereta api (KA) di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Singojuruh. “Kita belum diberi tahu agar pindah,” dalih Kiki, 37, salah satu pedagang topi yang membuka lapak di pasar lama.
Selain belum ada pemberitahuan pasar akan dipindah, Kiki menyebut juga belum pernah ada sosialisasi. Selain itu, kesepakatan dan teknis penggunaan los di pasar baru belum jelas. “Saya siap pindah kalau memang disuruh pindah,” katanya.
Sejumlah pedagang sebenarnya menyambut baik jika pasar dialihkan ke tempat yang sudah disediakan. Selain lokasinya lebih luas, pedagang juga tidak perlu bersusah payah mendirikan tenda. “Pedagang kain dan baju harus mendirikan tenda terlebih dahulu. Jika pindah ke pasar baru dan sudah ada atapnya malah lebih enak dan nyaman,” ujarnya.
Para pedagang yang menjajakan dagangannya di pasar lama Singojuruh setiap Selasa dan Jumat sebagian besar memang bukan warga Kecamatan Singojuruh. Mereka datang dari beberapa daerah di Banyuwangi, seperti Kecamatan Sempu, Srono, Songgon, dan Rogojampi.
“Kalau dipindah ke lokasi yang baru, kami sangat setuju dan siap,” ujar Suwati, 49, salah seorang pedagang pakaian. Suwati mengaku selama jualan di pasar lama Singojuruh itu tidak ada retribusi khusus. Dia juga tidak tahu persis jumlah pedagang yang berjualan setiap minggu.
“Kalau bayar retribusi paling hanya Rp 2.000 ya siap saja,” ungkapnya. Tidak hanya para pedagang, sejumlah pembeli yang biasa datang ke pasar pagi itu juga menyambut gembira jika pasar dipindah ke tempat baru di tepi jalan raya.
Selain lebih aman dan nyaman, lokasi baru dinilai lebih bersih ketimbang tempat lama di simpang tiga tepi rel KA dekat Stasiun Singojuruh. “Kalau bawa anak kecil ke pasar susah mengawasi, khawatir ada kereta api lewat,” ujar Winda, 34, salah seorang pembeli.
Winda berharap pemerintah segera merelokasi para pedagang di pasar lama Singojuruh ke tempat yang baru. Sehingga, tingkat keamanan dan kenyamanan pembeli dan pedagang bisa lebih terjamin. Selain itu, juga ada pemasukan retribusi bagi desa setempat.
“Tidak tahu kenapa kok sampai sekarang (pasar baru) belum ditempati, padahal lokasi strategis dan bangunannya juga bagus,” katanya. Pantauan Jawa Pos Radar Genteng, lokasi pasar baru di Desa/ Kecamatan Singojuruh itu terbilang cukup luas dan strategis. Selain berada di pinggir jalan raya provinsi, di bagian depan los bangunan terdapat lahan kosong yang bisa difungsikan sebagai lokasi bongkar-muat barang dan lokasi parkir.
Kios bangunan juga tampak baru dan kokoh. Di pasar baru itu ada empat bangunan los dengan ukuran sekitar 10 meter kali 6 meter. Hingga kemarin (24/6) bangunan itu masih kosong dan belum ada sekat seperti kios. Di sisi sebelah barat dan utara bangunan los pasar itu masih ada lahan kosong yang masih bisa dimanfaatkan.(radar)