TEGALSARI – Daurah Internasional dengan menghadirkan Rektor Universitas Al Ahgaff, Hadramaut, Yaman, Prof. Habib Abddullah bin Muhammad Baharun, digelar di aula Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, kemarin (18/2).
Pelatihan dalam rangka road show intelektual Islam asal Yaman yang digelar Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Banyuwangi itu dilaksanakan sejak Rabu (17/2) dan diikuti para santri dari ber agai pondok pesantren di Jawa Timur.
Dalam pemaparannya, Profesor Habib Abddullah bin Muhammad Baharun itu mengajak umat muslim di Indonesia tidak larut dalam perdebatan yang mengangkat isu golongan atau internal Islam, seperti kelompok Wahabi atau Syiah.
Sebab, itu isu yang banyak mengandung muatan politis secara internasional dan hanya menguras energi kalangan Ahlussunnah wal Jamaah. “Mereka tidak usah diajak berdebat, dibiarkan saja,” kata intelektual Islam yang dikenal demokrat itu.
Profesor Abdullah mengatakan banyak persamaan tradisi umat muslim di negaranya dengan di Indonesia. Tradisi itu seperti tahlilan dan kegiatan mendoakan keluarga yang meninggal dunia. “Kita harus mulai melakukan dialog dengan agama-agama lain,” terangnya.
Ketua RMI Banyuwangi, KH. Ahmad Munib Syafaat, mengatakan kegiatan itu diselenggarakan di Pesantren Darussalam bertepatan dengan haul ke-26 pendiri Pondok Pesantren Darussalam, KH. Mukhtar Syafaaat Abdul Gofur. Melalui kegiatan itu, pihaknya mengajak masyarakat mengingat kembali peran pesantren dalam perjuangan dan kemajuan bangsa Indonesia.
“Pesantren tidak saja sebagai lembaga tafaqquh fiddin (tempat belajar ilmu agama), tapi juga sebagai lembaga untuk berjuang dan mempertahankan akidah,” katanya. Kegiatan dengan menghadirkan narasumber dari Yaman, jelas dia, itu untuk melihat kembali hubungan historis Yaman dengan Indonesia sejak era sebelum kemerdekaan dalam pembangunan ma syarakat.
“Pertalian kedua bangsa ini sudah dimulai sejak era Wali Songo,” cetus jebolan universitas di Yaman itu. Dalam daurah internasional itu, pihaknya mengangkat beragam tema mulai pesantren, pendidikan, multikultularisme, hingga peran perguruan tinggi Islam dalam menangkal isu terorisme.
Dengan kegiatan itu diharapkan ada solusi di tengah dinamika umat muslim dan umat beragama secara umum di Indonesia. “Kita juga mencari solusi terkait perkembangan dan manhaj perjuangan Islam di Indonesia kekinian,” ucap rektor IAI Darussalam, Blokagung, itu.
Gus Munib, sapaan KH. Ahmad Munib Syafaat, mengaku senang dengan respons positif para peserta. Kedepan, terang dia, pihak RMI dan pesantren akan menggelar acara serupa dengan model berbeda dan isu lain. “RMI akan kembali menggelar kegiatan seperti ini,” katanya. (radar)