Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kemensos Serahkan Bantuan Rp 72, 3 Miliar untuk PKH Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Staf Khusus Kemensos, Mas’ud Said menyerahkan bantuan dana non tunai kepada Program Keluarga Harapan (PKH) di Banyuwangi.

BANYUWANGI – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyerahkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp 72, 3 miliar kepada 38. 229 keluarga kurang mampu di Kabupaten Banyuwangi.

Penyerahan dana PKH yang dirupakan dalam bentuk bantuan non tunai ini diserahkan secara simbolis oleh Staf Khusus Kemensos, Mas’ud Said, di Aula SMKN I Glagah,  Banyuwangi, Selasa (29/8).

Dikatakan Mas’ud, bansos yang diberikan pemerintah pusat ini sebagai nyata kepedulian dari pemerintah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Dalam hal ini kata dia, pemerintah ini ingin melindungi 9 persen orang-orang termiskin di Indonesia, agar tidak jatuh karena kebutuhan pokok yang mendasar.

“Khusus bantuan PKH ini diasumsikan bisa membantu perbaikan gizi anak, pembangunan generasi yang bagus dan pendidikan anak. Istilahnya pemenuhan bantuan kebutuhan yang mendasar yang ditangani ibu-ibu rumah tangga,” kata Mas’ud.

Jumlah penerima PKH yang diserahkan Kemensos hari ini sebanyak 500 penerima, dengan wilayah Kecamatan Glagah. Untuk pencairan tahap satu, dua dan tiga yang besarnya masing-masing Rp 500 ribu per penerima. Total penerima manfaat PKH di Banyuwangi mencapai 38.229 Kelompok Penerima Manfaat (KPM).

“Jumlah bantuan selama setahun sebanyak Rp1.890.000 per penerima manfaat dengan periode pencairan empat kali.  Februari, Maret, Agustus, November dan Desember. Bantuan ini langsung diberikan kepada masyarakat miskin melalui rekening masing-masing. Masyarkat penerima bantuan ini telah dibuatkan kartu yang bisa dipergunakan untuk mengambil uang tunai lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM),” terangnya.

Selain PKH, Kemensos juga akan menyerahkan bantuan beras sejahtera (Rastra) kepada 117.536 keluarga, dengan nilai Rp 161,2 miliar.  Bantuan sosial disabilitas kepada 40 jiwa, dengan nilai Rp 120 juta. Bantuan sosial lanjut usia kepada 50 orang lansia, dengan nilai Rp 100 juta dan bantuan sosial KUBE (Kelompok Usaha Bersama) kepada 250 keuarga dengan nilai Rp 2,4 miliar.

“Dengan demikian, total nilai bantuan yang  diberikan kepada warga kurang mampu di Banyuwangi sebesar Rp 236, 1 miliar. Mudah-mudahan ini bermanfaat dan sesuai sasaran,” kata Mas’ud.

Terkait anggaran untuk orang tidak mampu, imbuh Mas’ud pemerintah pusat terus menaikan anggaran. Di Kemensos saja, imbuhnya anggaran untuk bantuan masyarakat miskin naik dari Rp 17 triliun di tahun 2016, menjadi Rp 22 triliun di tahun 2017 ini.

Rencananya tahun 2018 akan naik menjadi Rp 33 triliun. Dengan begitu ke depan tak ada lagi warga kurang mampu tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya.

“Sehingga kalau toh pun masih ada warga yang kurang mampu belum menerima bantuan masyarakat, pemerintah juga telah menyiapkan. Mudah-mudahan dengan cara ini kita bisa mengangkat warga yang tidak mampu menjadi tercukupi kebutuhannya,” katanya.

Sementara itu, Asisten Administrasi, Pembangunan dan Kesra, Agus Siswanto, menyampaikan terima kasih atas program Kemensos terhadap warga yang kurang mampu. Melengkapi program tersebut, kata Agus, Banyuwangi telah mengembangkan sejumlah program inovatif dalam mendukung pengentasan kemiskinan.

“Kami telah membentuk UGD Kemiskinan yang merupakan payung dari program kemiskinan kami. Dalam program itu setiap aduan masyarakat mulai rumah yang tidak layak huni, butuh bantuan kebutuhan primer, kesehatan, hingga anak-anak putus sekolah harus diselesaikan dengan cepat. Berkat program-program yang sinergis dengan pusat, kini angka kemikinan di Banyuwangi menurun lagi menjadi 8,79 persen,” kata Agus. (banyuwangikab.go.id)