sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekonom senior Indonesia, M. Chatib Basri, kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional.
Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini didapuk sebagai Visiting Scholar di Harvard Center for International Development (CID), Harvard University.
Melalui akun Instagram pribadinya, Chatib membagikan momen awal perjalanannya sebagai akademisi tamu di universitas ternama tersebut.
Baca Juga: Peneliti Harvard University Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan Lewat Digitalisasi
“Saya kembali ke Harvard, setelah sepuluh tahun. Kini sebagai Visiting Scholar di Harvard Center for International Development, Harvard University. Setahun ke depan, saya akan meneliti, menulis, mengajar, dan belajar. Karena saya tahu, saya belum selesai juga bodohnya,” tulisnya, Selasa (9/9/2025).
Chatib mengaku sangat terhormat menerima undangan yang sudah disampaikan sejak Maret 2025 lalu.
Baginya, Harvard CID adalah pusat riset terkemuka yang berfokus pada solusi pembangunan global, mulai dari kebijakan ekonomi hingga transformasi sosial.
Baca Juga: Direktur ADB Hingga Peneliti Harvard University Akan Bicara Soal Inklusi Keuangan di BRI Microfinance Outlook 2024
Melalui kesempatan ini, ia akan melakukan riset tentang Indonesia serta bertukar gagasan dengan para akademisi kelas dunia.
Sebagai informasi, Visiting Scholar merupakan posisi akademisi sementara yang diberikan kepada peneliti dari institusi lain untuk mengajar, meneliti, atau berkolaborasi dengan universitas tuan rumah.
Posisi ini biasanya dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman akademis dan memperluas jejaring ilmiah.
Baca Juga: Diulas Dalam Harvard Business Review, Ini Konsep Pemberdayaan Ultra Mikro BRI
Harvard sendiri menempati posisi ketiga dunia versi Times Higher Education (THE) 2025 dan peringkat keempat versi QS World University Rankings 2025.
Kehadiran Chatib Basri di universitas bergengsi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menegaskan kontribusi Indonesia dalam percaturan akademik global.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ekonom senior Indonesia, M. Chatib Basri, kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional.
Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini didapuk sebagai Visiting Scholar di Harvard Center for International Development (CID), Harvard University.
Melalui akun Instagram pribadinya, Chatib membagikan momen awal perjalanannya sebagai akademisi tamu di universitas ternama tersebut.
Baca Juga: Peneliti Harvard University Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan Lewat Digitalisasi
“Saya kembali ke Harvard, setelah sepuluh tahun. Kini sebagai Visiting Scholar di Harvard Center for International Development, Harvard University. Setahun ke depan, saya akan meneliti, menulis, mengajar, dan belajar. Karena saya tahu, saya belum selesai juga bodohnya,” tulisnya, Selasa (9/9/2025).
Chatib mengaku sangat terhormat menerima undangan yang sudah disampaikan sejak Maret 2025 lalu.
Baginya, Harvard CID adalah pusat riset terkemuka yang berfokus pada solusi pembangunan global, mulai dari kebijakan ekonomi hingga transformasi sosial.
Baca Juga: Direktur ADB Hingga Peneliti Harvard University Akan Bicara Soal Inklusi Keuangan di BRI Microfinance Outlook 2024
Melalui kesempatan ini, ia akan melakukan riset tentang Indonesia serta bertukar gagasan dengan para akademisi kelas dunia.
Sebagai informasi, Visiting Scholar merupakan posisi akademisi sementara yang diberikan kepada peneliti dari institusi lain untuk mengajar, meneliti, atau berkolaborasi dengan universitas tuan rumah.
Posisi ini biasanya dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman akademis dan memperluas jejaring ilmiah.
Baca Juga: Diulas Dalam Harvard Business Review, Ini Konsep Pemberdayaan Ultra Mikro BRI
Harvard sendiri menempati posisi ketiga dunia versi Times Higher Education (THE) 2025 dan peringkat keempat versi QS World University Rankings 2025.
Kehadiran Chatib Basri di universitas bergengsi ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menegaskan kontribusi Indonesia dalam percaturan akademik global.