Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

PAD Meningkat, Insentif Guru Tidak Tetap di Banyuwangi Naik 3 Kali Lipat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Anas Bersama Ratusan Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dipendopo Sabha Swagatha Blambangan.

BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menaikkan insentif bagi Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang terdaftar sebagai tenaga honorer kategori 2 (K2). Tidak hanya kalangan K2, pemberian insentif ini juga akan diberikan pada honorer non K2.

Saat menggelar dialog bersama 250 GTT PTT perwakilan se-Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dana insentif untuk guru honorer K2 naik hingga 3 kali lipat lebih, dari yang sebelumnya hanya Rp 300 ribu, menjadi Rp 1 juta per bulan.

“Untuk non K2, akan mendapatkan Rp 750 ribu per bulan,” ujar Bupati Anas.

“Untuk menaikkan insentif ini tidak perlu menunggu anggaran 2018. Dan insentif ini di berikan terhitung per Oktober 2017. Anggaran yang kami siapkan sebesar Rp 25,2 miliar,” imbuhnya.

Di Banyuwangi terdapat 1.411 GTT dan 418 PTT yang masuk K2, sementara non K2 ada sekitar 600 orang.

Anas menjelaskan, kebijakan ini upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan peningkatan SDM di Banyuwangi. “Kami menaikkan insentif ini sebagai bentuk reward atas kerja keras bapak-ibu yang telah memberikan karya nyata,” ujar Anas.

Keputusan menaikkan insentif, lanjut Anas, ini diambil seiring naiknya penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi. Dari target yang dipatok sebesar Rp 388,1 miliar, realisasinya kini mencapai Rp 527 miliar.

“Makanya harus dirasakan semua. Termasuk GTT dan PTT. Semoga dana ini sedikit menambah kesejahteraan GTT dan PTT,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono menjelaskan, tenaga honorer yang mendapatkan kenaikan gaji harus memenuhi verifikasi dan memenuhi syarat pelayanan minimal.

“Ada syarat-syaratnya yang harus di penuhi. Karena nggak mungkin baru dua hari kerja sama dengan yang sudah kerja lima tahun,” ungkapnya.

Sulihtiyono juga mengatakan, kenaikan intensif menjadi Rp 1 juta untuk tenaga honorer di lingkungan pendidikan Kabupaten Banyuwangi merupakan tertinggi di Jawa Timur karena rata-rata kenaikan di wilayah lain sekitar Rp 750.000 per bulan.

“Untuk wilayah lain kemungkinan tidak ada yang lebih dari 1 juta,” jelasnya.

Salah satu penerima insentif, Widyaningsih (32) mengaku bersyukur adanya kenaikan insentif ini. Guru di SDN 1 Blimbingsari yang mengajar sejak tahun 2004 ini menjelaskan bahwa kenaikan insentif ini sangat membantu dirinya.

“Alhamdulillah dapat tambahan bisa menambah penghasilan keluarga. Semoga kenaikan ini berkah dan bisa saya manfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.