Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

19 Kilometer Lagi Tersambung, Jalur Lintas Selatan Banyuwangi-Jember Mangkrak 23 Tahun!

19-kilometer-lagi-tersambung,-jalur-lintas-selatan-banyuwangi-jember-mangkrak-23-tahun!
19 Kilometer Lagi Tersambung, Jalur Lintas Selatan Banyuwangi-Jember Mangkrak 23 Tahun!

radarbanyuwangi.jawapos.comProyek ambisius Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur resmi dimulai sejak 2002 silam.

Digadang-gadang menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah di selatan Pulau Jawa, kenyataannya, hingga 23 tahun berlalu, progres pembangunan JLS di beberapa wilayah masih tertinggal. Salah satunya, di Kabupaten Banyuwangi.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi menunjukkan bahwa ruas JLS di wilayah The Sunrise of Java ini seakan jalan di tempat.

Dari total panjang 110 kilometer yang direncanakan, baru dua titik yang tampak fungsional. Itu pun dengan panjang tak lebih dari beberapa kilometer.

Baca Juga: Andai Jalur Lintas Selatan Banyuwangi–Jember Sudah Tersambung, Macet Horor Bisa Dihindari!

Lokasi pertama berada di Kecamatan Glenmore, tepatnya di jalur yang membentang dari Kebun Kalirejo hingga Kendenglembu.

Jalan sudah beraspal, namun berujung buntu di tengah kawasan perkebunan. Padahal, jika ditarik lurus, tinggal belasan kilometer lagi jalur ini sudah menembus Kabupaten Jember.

Titik kedua menghubungkan Desa Labanasem (Kecamatan Kabat) dan Desa Pengatigan (Kecamatan Rogojampi).

Namun ruas ini tak lebih dari jalur alternatif penyangga kepadatan di wilayah padat lalu lintas, bukan jalur antar kabupaten seperti tujuan awal proyek JLS.

Data dari Litbang Jawa Pos Radar Banyuwangi tahun 2017 mengungkap perubahan desain JLS oleh Kementerian PUPR.

Baca Juga: Efek Gumitir Tutup: Ketapang Macet Horor, Jalur Kawah Ijen Mulai Ramai! Banyuwangi Dibom Lalulintas Padat

Jika sebelumnya JLS Banyuwangi dimulai dari Rogojampi, kini rutenya direvisi dan diperpanjang mulai dari Ketapang, Kalipuro—menghubungkan jalur pantura dengan jalur selatan atau pansela.

Tujuannya, menyatukan arus logistik dari utara ke selatan dalam satu sistem transportasi darat.

Namun, sampai berita ini diturunkan pada 24 Juli 2025, pelebaran jalan nasional dari Ketapang hingga Glenmore belum menunjukkan progres berarti.


Page 2


Page 3

Jalan yang sudah mencapai lebar 11 meter hanya sebatas ruas Banyuwangi–Rogojampi.

Di titik Jembatan Tambong, lebar jalan masih menyempit dan kerap menjadi titik macet harian.

Kondisi ini kontras dengan wilayah JLS lainnya di Jawa Timur. Ruas-ruas JLS di Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang, dan Lumajang sudah bisa dinikmati masyarakat.

Sebagian bahkan sudah tersambung dengan jalur wisata unggulan yang memperkuat potensi ekonomi daerah.

Baca Juga: BENCANA LALU LINTAS! Semua Jalur ke Banyuwangi Lumpuh, Tour de Banyuwangi Ijen Jadi Pemicu Terakhir

Secara keseluruhan, JLS Jawa Timur akan melintasi delapan kabupaten: Pacitan (89,1 km), Trenggalek (66 km), Tulungagung (48,2 km), Blitar (62,5 km), Malang (93,5 km), Lumajang (66 km), Jember (83,5 km), dan Banyuwangi (110 km).

Total panjang jalur JLS di Jatim mencapai 618,8 kilometer. Hingga 2023, sisa penanganan yang belum rampung masih mencapai 301,18 km.

Trase JLS di wilayah Malang, Blitar, hingga Jember juga tengah berproses.

Berdasarkan data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali, tiga ruas yang kini dalam tahap appraisal dan pembebasan lahan adalah Bululawang–Sidomulyo (7,05 km), Sidomulyo–Tambakrejo (5,9 km), dan Serang–Sumbersih (4,37 km).

Secara geografis dan strategis, JLS tak hanya berperan sebagai jalur logistik, tapi juga sebagai jalur wisata, jalur ekonomi baru, hingga jalur penyelamat saat jalur utama lumpuh.

Baca Juga: Jalur Utara-Selatan Lumpuh, Banyuwangi Terisolasi! Ribuan Sopir Terjebak, Mesin Dimatikan, BBM Menipis

Di Banyuwangi sendiri, JLS akan membuka akses ke kawasan selatan yang kaya potensi: dari wisata pantai, kawasan agroindustri, hingga akses ke perbatasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Rute JLS di sekitar TNMB pun sudah dirancang agar tidak merusak ekosistem konservasi.

Penelitian akademisi dari Universitas Muhammadiyah Jember, Taufan Abadi dan Irawati, menunjukkan bahwa penyesuaian trase dilakukan dengan pengukuran teknis menggunakan Theodolite dan GPS untuk menghindari zona inti taman nasional.

Jika dirampungkan, ruas JLS Banyuwangi akan menyambung mulus ke Jember melalui Kecamatan Kalibaru. Tinggal 19 km lagi yang belum tersambung.