radarbanyuwangi.jawapos.com – Carut marut data manifes penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tak kunjung tuntas.
Jumat (15/8), belasan keluarga korban KMP Tunu meminta kepastian nasib jaminan anggota keluarga mereka yang ikut menjadi korban tenggelamnya kapal pada 2 Juli 2025 lalu.
Mereka mendatangi kantor ASDP Ketapang untuk meminta kejelasan administrasi terkait status para korban yang tidak tercatat dalam daftar manifes.
Salah seorang perwakilan keluarga korban, Bibit Hariyanto mengatakan, ada 16 orang keluarga korban yang mencari kejelasan dari tragedi tersebut.
Dia menyebut mayoritas korban yang diperjuangkan adalah para penumpang travel yang namanya tidak tercatat dalam manifes.
“Kami mempertanyakan penumpang travel yang tidak masuk manifes. Ada 19 penumpang yang kita mintakan datanya ke ASDP,” kata Bibit.
Sayangnya, saat mendatangi kantor ASDP untuk meminta berita acara resmi, keluarga korban justru merasa tidak mendapat jawaban pasti. Bahkan terkesan ada lempar tanggung jawab terkait status para penumpang tersebut.
Bibit menambahkan, keluarga korban membutuhkan berita acara sebagai kunci agar keluarga bisa mendapatkan hak-hak dasar, termasuk pertanggungan asuransi dan klaim Jasa Raharja.
Merasa tak puas, Bibit mengaku tengah mengajukan dengar pendapat (hearing) di kantor DPRD Banyuwangi yang kemungkinan akan digelar pada Selasa (19/8) besok.
“Tanpa dokumen resmi, seakan-akan 19 korban itu tidak pernah ada. Padahal mereka manusia, punya keluarga, punya masa depan yang kini hilang, semoga melalui wakil rakyat ada jawaban dan tanggung jawab nyata,’’ kata Bibit.
Dari hasil temuan korban KMP Tunu, dari 19 jenazah yang ditemukan, hanya 4 orang yang masuk dalam daftar manifes. Sedangkan 15 orang di antaranya tidak tercatat di manifes.
Selanjutnya, dari 30 korban selamat, hanya 12 yang tercatat dalam manifes. Sedangkan 18 lainya berada di luar manifes.
Secara faktual hanya ada 16 orang dari 65 manifes yang sudah ditemukan, baik yang sudah meninggal maupun selamat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Pemkab Banyuwangi akan berupaya melakukan sounding ke beberapa pihak seperti ASDP dan asuransi untuk memastikan nasib para keluarga korban. Sebab, mereka seluruhnya adalah warga Banyuwangi.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Carut marut data manifes penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tak kunjung tuntas.
Jumat (15/8), belasan keluarga korban KMP Tunu meminta kepastian nasib jaminan anggota keluarga mereka yang ikut menjadi korban tenggelamnya kapal pada 2 Juli 2025 lalu.
Mereka mendatangi kantor ASDP Ketapang untuk meminta kejelasan administrasi terkait status para korban yang tidak tercatat dalam daftar manifes.
Salah seorang perwakilan keluarga korban, Bibit Hariyanto mengatakan, ada 16 orang keluarga korban yang mencari kejelasan dari tragedi tersebut.
Dia menyebut mayoritas korban yang diperjuangkan adalah para penumpang travel yang namanya tidak tercatat dalam manifes.
“Kami mempertanyakan penumpang travel yang tidak masuk manifes. Ada 19 penumpang yang kita mintakan datanya ke ASDP,” kata Bibit.
Sayangnya, saat mendatangi kantor ASDP untuk meminta berita acara resmi, keluarga korban justru merasa tidak mendapat jawaban pasti. Bahkan terkesan ada lempar tanggung jawab terkait status para penumpang tersebut.
Bibit menambahkan, keluarga korban membutuhkan berita acara sebagai kunci agar keluarga bisa mendapatkan hak-hak dasar, termasuk pertanggungan asuransi dan klaim Jasa Raharja.
Merasa tak puas, Bibit mengaku tengah mengajukan dengar pendapat (hearing) di kantor DPRD Banyuwangi yang kemungkinan akan digelar pada Selasa (19/8) besok.
“Tanpa dokumen resmi, seakan-akan 19 korban itu tidak pernah ada. Padahal mereka manusia, punya keluarga, punya masa depan yang kini hilang, semoga melalui wakil rakyat ada jawaban dan tanggung jawab nyata,’’ kata Bibit.
Dari hasil temuan korban KMP Tunu, dari 19 jenazah yang ditemukan, hanya 4 orang yang masuk dalam daftar manifes. Sedangkan 15 orang di antaranya tidak tercatat di manifes.
Selanjutnya, dari 30 korban selamat, hanya 12 yang tercatat dalam manifes. Sedangkan 18 lainya berada di luar manifes.
Secara faktual hanya ada 16 orang dari 65 manifes yang sudah ditemukan, baik yang sudah meninggal maupun selamat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Pemkab Banyuwangi akan berupaya melakukan sounding ke beberapa pihak seperti ASDP dan asuransi untuk memastikan nasib para keluarga korban. Sebab, mereka seluruhnya adalah warga Banyuwangi.