Rabu, 24 September 2025 – 17:00
TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sebanyak 2.574 warga Banyuwangi terkonfirmasi positif Tuberkulosis (TBC) sampai dengan September 2025. Dari data ini menunjukkan bahwa penyakit menular itu masih menjadi ancaman serius terutama di lima kecamatan dengan kasus tertinggi.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat mengungkapkan, bahwa penemuan kasus TBC ini merupakan hasil dari intensifikasi skrining program cek kesehatan gratis. Dari total 20.220 suspek yang berhasil ditemukan hingga minggu kedua September, sekitar 12,7 persen diantaranya dinyatakan positif.
“Total suspek TBC sekitar 20.220 orang, dengan terkonfirmasi positif sebanyak 2.574 kasus di 2025. Artinya, dari setiap 100 suspek yang diperiksa, sekitar 12,7 persen terkonfirmasi TBC, dan rasio ini relatif sesuai dengan proporsi nasional antara 10–15 persen,” katanya Rabu, (24/9/2025).
Terdapat lima kecamatan di Bumi Blambangan dengan sebaran kasus TBC tertinggi. Posisi pertama diduduki oleh Kecamatan Banyuwangi, yang tercatat sebanyak 606 kasus. Di posisi kedua ada Kecamatan Gambiran dengan 251 kasus, dengan posisi tiga besar ada kecamatan Genteng dengan 209 kasus.
Selanjutnya Kecamatan Muncar terdapat 120 kasus dan terakhir Kecamatan Rogojampi dengan 125 kasus. Sedangkan untuk kasus TBC anak di Banyuwangi sebanyak 264 anak terkonfirmasi.
“Hal ini menandakan penularan TBC terjadi di lingkungan keluarganya,” tutur Amir.
Di Banyuwangi sendiri jumlah temuan kasus TBC terus meningkat setiap tahunya. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 5.715 suspek dengan terkonfirmasi positif 1.892 kasus. Tahun 2022 jumlah temuan meningkat sebanyak 16.143 suspek dengan 2.939 kasus positif. Temuan meningkat signifikan di tahun 2023 yang tercatat 24.933 suspek dan 3.064 kasus positif. Di tahun 2024 meningkat tidak begitu signifikan dengan catatan temuan sebanyak 25.885 suspek dan 3.255 positif TBC.
“Nah kenapa terus meningkat, karena memang kita terus melakukan surveillance. Semakin banyak temuan akan lebih bagus agar bisa segera bisa ditangani sejak dini,” tutur Amir.
“Karena ini penyakit menular, akan kita tracing kepada orang yang kontak erat dengan penderita TBC, biasanya satu keluarga,” imbuhnya.
Penyakit yang menyerang paru-paru akibat bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini sedang menjadi atensi nasional termasuk di Banyuwangi yang mencatatkan temuan terbanyak. Hal ini akan terus digencarkan seperti yang terwujud dalam Gerakan Indonesia Akhiri TBC dengan target eliminasi TBC pada tahun 2030, melalui Perpres No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |