Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

4 Hari Terjebak, Uang Habis, Sopir Truk Ngamuk Blokade Pelabuhan Ketapang!

4-hari-terjebak,-uang-habis,-sopir-truk-ngamuk-blokade-pelabuhan-ketapang!
4 Hari Terjebak, Uang Habis, Sopir Truk Ngamuk Blokade Pelabuhan Ketapang!

radarbanyuwangi.jawapos.com – Ratusan sopir truk tronton yang hendak menyeberang ke Bali mulai kehabisan kesabarannya, Jumat (1/8).

Berhari-hari mereka tak bisa menyeberang gara-gara terjebak macet. Untuk melampiaskan amarahnya, ratusan sopir truk menggelar aksi unjuk rasa dengan cara menutup pintu keluar Pelabuhan ASDP Ketapang.

Aksi unjuk rasa berjalan sekitar dua jam. Setelah ditemui perwakilan dari KSOP Tanjung Wangi dan Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra, para sopir mau membubarkan diri dan membuka blokade pintu keluar Pelabuhan Ketapang.

“Mereka (para sopir) secara psikologis minta untuk cepat dimuat karena sudah menunggu terlalu lama. Ada solusi dari Hubdar Kemenhub segera ada tambahan kapal LCT yang bisa memuat banyak kendaraan untuk mengurai kemacetan,” tegas  Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Rama Samtama Putra.

Permasalahan kemacetan di Ketapang hingga wilayah Banyuwangi utara merupakan rangkaian panjang akibat kebijakan pembatasan jumlah kapal.

Jumlah kapal tidak seimbang dengan volume kendaraan yang hendak masuk kapal.  

“Kita komunikasikan tadi dengan ASDP dan KSOP agar permintaan para sopir bisa segera diakomodir,” kata Rama.

General Manager ASDP Ketapang, Yannes Kurniawan mengatakan, pihaknya bersama BPTD berupaya untuk melakukan percepatan muatan truk.

Caranay dengan memilah kendaraan mana yang bisa dimuat ke dermaga MB dan dermaga LCM.

Kepadatan yang terjadi, menurut Yannes, akibat  volume kendaraan dan trip kapal yang ada masih belum seimbang.

“Ada 6 kapal di LCM dan 19 di MB. Di Bulusan ada Portlink VII dan Liputan XII. Mayoritas truk hanya bisa masuk ke LCM,” imbuhnya.

Kondisi cuaca menjadi penyebab terjadinya antrean. Kapal tidak beroperasi dan harus menunggu cuaca kembali normal.

“Banyak juga truk yang belum bertiket. Saat memasukkan ke kapal, kita harus memprioritaskan kendaraan yang sudah bertiket,” pungkasnya.

Salah seorang sopir Adun, 42, mengaku sudah masuk ke dalam kantung parkir pelabuhan sejak Senin (28/7) pagi.


Page 2

Namun, hingga Jumat (1/8), dia tak kunjung menyeberang ke Bali. Padahal, muatan paket yang dibawanya harus segera tiba di Bali.

“Saya keluar dari hutan Baluran mulai Minggu (27/7). Senin baru masuk dermaga Bulusan, sampai sekarang belum menyeberang,” keluh Adun.

Pria yang menyopiri truk dengan muatan 9 ton barang-barang paket itu mengaku sudah kehabisan uang makan.

Berkali-kali  Adun protes ke petugas pelabuhan supaya  mendapat kesempatan menyeberang. Sayangnya, protes Adun bersama rekan-rekannya sesama sopir tidak direspons.

“Uang yang saya bawa sudah hampir habis. Belum lagi kalau paket setiap hari telat, pasti kena denda. Saya tidak tahu paketnya nanti diterima atau tidak,” keluhnya.

Keluhan sderupa disampaikan Ari Tua, 46, sopir logistik asal Medan. Ari yang membawa muatan es krim mengaku sudah satu hari terjebak kemacetan.

Setelah mendengar cerita teman-temanya, Ari ikut melakukan protes di depan pelabuhan dengan harapan ada solusi untuk segera menyeberangkan truk truk tronton.

“Kita semua ditahan tidak bisa langsung masuk pelabuhan, ini harus ke kantung parkir dulu, padahal sudah sehari di jalan,’’ ungkapnya.

Ari juga mengeluhkan kondisi kantung parkir yang kurang memadai. Jumlah kamar mandi terbatas,  airnya tidak mengalir. Sopir merasa semakin berat saat harus menunggu berhari-hari.

“Saya baru sehari terjebak macet. Teman saya ada yang sudah tiga sampai empat hari belum bisa menyeberang. Ada kapal, tapi hanya 4 yang bisa mengangkut tronton,” tegas Ari. (fre/aif)


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Ratusan sopir truk tronton yang hendak menyeberang ke Bali mulai kehabisan kesabarannya, Jumat (1/8).

Berhari-hari mereka tak bisa menyeberang gara-gara terjebak macet. Untuk melampiaskan amarahnya, ratusan sopir truk menggelar aksi unjuk rasa dengan cara menutup pintu keluar Pelabuhan ASDP Ketapang.

Aksi unjuk rasa berjalan sekitar dua jam. Setelah ditemui perwakilan dari KSOP Tanjung Wangi dan Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra, para sopir mau membubarkan diri dan membuka blokade pintu keluar Pelabuhan Ketapang.

“Mereka (para sopir) secara psikologis minta untuk cepat dimuat karena sudah menunggu terlalu lama. Ada solusi dari Hubdar Kemenhub segera ada tambahan kapal LCT yang bisa memuat banyak kendaraan untuk mengurai kemacetan,” tegas  Kapolresta Banyuwangi, Kombespol Rama Samtama Putra.

Permasalahan kemacetan di Ketapang hingga wilayah Banyuwangi utara merupakan rangkaian panjang akibat kebijakan pembatasan jumlah kapal.

Jumlah kapal tidak seimbang dengan volume kendaraan yang hendak masuk kapal.  

“Kita komunikasikan tadi dengan ASDP dan KSOP agar permintaan para sopir bisa segera diakomodir,” kata Rama.

General Manager ASDP Ketapang, Yannes Kurniawan mengatakan, pihaknya bersama BPTD berupaya untuk melakukan percepatan muatan truk.

Caranay dengan memilah kendaraan mana yang bisa dimuat ke dermaga MB dan dermaga LCM.

Kepadatan yang terjadi, menurut Yannes, akibat  volume kendaraan dan trip kapal yang ada masih belum seimbang.

“Ada 6 kapal di LCM dan 19 di MB. Di Bulusan ada Portlink VII dan Liputan XII. Mayoritas truk hanya bisa masuk ke LCM,” imbuhnya.

Kondisi cuaca menjadi penyebab terjadinya antrean. Kapal tidak beroperasi dan harus menunggu cuaca kembali normal.

“Banyak juga truk yang belum bertiket. Saat memasukkan ke kapal, kita harus memprioritaskan kendaraan yang sudah bertiket,” pungkasnya.

Salah seorang sopir Adun, 42, mengaku sudah masuk ke dalam kantung parkir pelabuhan sejak Senin (28/7) pagi.