sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi kembali menyita perhatian.
Belum genap dua pekan sejak jalur nasional tersebut resmi dibuka, sudah tercatat tujuh kecelakaan tunggal terjadi di sepanjang lintasan berkelok itu.
Kejadian terbaru menimpa sebuah truk kontainer bernomor polisi B 9189 FXT pada Selasa (16/9) pagi.
Insiden itu terjadi di jalan nasional Km 233-200, tepat di jalur yang dikenal rawan karena menurun tajam dan dipenuhi tikungan.
Peristiwa ini menambah panjang daftar kecelakaan tunggal yang terjadi dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga: Tragedi Mancing di Kolam Walet, Bocah SD di Banyuwangi Tewas Tersengat Listrik
Koordinator Relawan Gumitir, Wiji Hariyanto, menegaskan bahwa mayoritas kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh masalah teknis pada kendaraan, khususnya sistem pengereman.
“Sudah ada tujuh kendaraan yang mengalami kecelakaan tunggal. Sebagian besar akibat rem blong, lalu menabrak tebing atau masuk selokan,” ungkap Wiji.
Meski angka kecelakaan terbilang tinggi, Wiji memastikan tidak ada korban jiwa yang tercatat hingga saat ini.
Hanya saja, kerugian materil yang ditimbulkan cukup besar. Selain itu, proses evakuasi kendaraan berat kerap menimbulkan kemacetan panjang di jalur yang menjadi penghubung vital antarwilayah tersebut.
“Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada korban jiwa. Tetapi kendaraan logistik yang terlibat biasanya membuat arus lalu lintas tersendat lama,” tambahnya.
Dalam satu hari kemarin saja, dua kecelakaan tunggal dilaporkan terjadi di lokasi berbeda. Selain insiden truk kontainer, sebuah mobil pikap dengan nomor polisi P 8471 EA juga mengalami kecelakaan di Km 231+600.
Keduanya sama-sama berada di wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
“Dua kejadian kemarin lokasinya berbeda, tapi masih satu kawasan. Dua-duanya berada di jalur Desa Sidomulyo,” jelas Wiji.
Page 2
Wiji menyebut bahwa kecelakaan kali ini tidak terkonsentrasi pada satu titik rawan tertentu.
Bahkan, lokasi yang sebelumnya dikenal paling berbahaya yakni tikungan Mbah Singo, kini relatif aman.
“Dari tujuh kecelakaan itu, tidak ada yang terjadi di tikungan Mbah Singo. Padahal dulu lokasi itu yang paling sering makan korban,” katanya.
Kanitlantas Polsek Kalibaru, Aipda Aries Prasetyanto, menambahkan bahwa pihak kepolisian terus melakukan langkah preventif untuk menekan angka kecelakaan.
Sosialisasi kepada pengendara rutin dilakukan, terutama saat melewati Jembatan Timbang yang menjadi pos pemeriksaan kendaraan.
“Kami selalu mengimbau agar pengendara memeriksa kondisi kendaraannya terlebih dahulu, terutama bagian rem, sebelum melintasi jalur Gumitir yang menurun dan berliku,” tegas Aries.
Dengan tingginya angka kecelakaan dalam kurun waktu singkat ini, para pengemudi khususnya kendaraan besar diharapkan lebih berhati-hati dan memastikan kondisi kendaraan layak jalan.
Jalur Gumitir yang terkenal ekstrem memang menuntut kewaspadaan ekstra agar tidak terjadi peristiwa serupa di kemudian hari.
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi kembali menyita perhatian.
Belum genap dua pekan sejak jalur nasional tersebut resmi dibuka, sudah tercatat tujuh kecelakaan tunggal terjadi di sepanjang lintasan berkelok itu.
Kejadian terbaru menimpa sebuah truk kontainer bernomor polisi B 9189 FXT pada Selasa (16/9) pagi.
Insiden itu terjadi di jalan nasional Km 233-200, tepat di jalur yang dikenal rawan karena menurun tajam dan dipenuhi tikungan.
Peristiwa ini menambah panjang daftar kecelakaan tunggal yang terjadi dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga: Tragedi Mancing di Kolam Walet, Bocah SD di Banyuwangi Tewas Tersengat Listrik
Koordinator Relawan Gumitir, Wiji Hariyanto, menegaskan bahwa mayoritas kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh masalah teknis pada kendaraan, khususnya sistem pengereman.
“Sudah ada tujuh kendaraan yang mengalami kecelakaan tunggal. Sebagian besar akibat rem blong, lalu menabrak tebing atau masuk selokan,” ungkap Wiji.
Meski angka kecelakaan terbilang tinggi, Wiji memastikan tidak ada korban jiwa yang tercatat hingga saat ini.
Hanya saja, kerugian materil yang ditimbulkan cukup besar. Selain itu, proses evakuasi kendaraan berat kerap menimbulkan kemacetan panjang di jalur yang menjadi penghubung vital antarwilayah tersebut.
“Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada korban jiwa. Tetapi kendaraan logistik yang terlibat biasanya membuat arus lalu lintas tersendat lama,” tambahnya.
Dalam satu hari kemarin saja, dua kecelakaan tunggal dilaporkan terjadi di lokasi berbeda. Selain insiden truk kontainer, sebuah mobil pikap dengan nomor polisi P 8471 EA juga mengalami kecelakaan di Km 231+600.
Keduanya sama-sama berada di wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
“Dua kejadian kemarin lokasinya berbeda, tapi masih satu kawasan. Dua-duanya berada di jalur Desa Sidomulyo,” jelas Wiji.