sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Banyuwangi pada Sabtu (22/11) sore menimbulkan petaka.
Guyuran hujan dengan intensitas tinggi membuat permukiman warga di Kecamatan Siliragung, dan Kecamatan Pesanggaran terendam banjir.
Sekitar 700 rumah di enam desa tergenang. Enam desa tersebut meliputi Desa Kesilir, Buluagung, dan Desa/Kecamatan Siliragung; serta Desa Sumberagung, Desa Sumbermulyo, dan Desa/Kecamatan Pesanggaran.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Danang Hartanto mengatakan, berdasar hasil penghitungan sementara, sebanyak kurang lebih 700 rumah terdampak banjir.
“Asesmen masih terus dilakukan petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) di Kecamatan Siliragung dan Pesanggaran,” ujarnya, Minggu (23/11)
Danang menyebut, pendataan itu berkaitan dengan penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak bencana tersebut.
“Pagi ini (kemarin) juga sudah mulai penyaluran bantuan di kantor kecamatan dan di sejumlah rumah warga terdampak,” terangnya.
Danang menambahkan, banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai dan drainase di sekitar permukiman warga.
“Hujan intensitas tinggi, kemudian drainase dan sungai tidak bisa menampung air sehingga meluap,” terangnya.
Tidak hanya banjir, hujan lebat juga mengakibatkan jalan utama menuju Desa Sarongan, tepatnya di Gunung Gamping yang berlokasi Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sempat tertutup akibat longsor.
Tanah liat bercampur batang pohon pisang terbawa air hingga menutup jalan. “Sejak kemarin sore (Minggu) longsor ini menutup jalan utama,” ujar Danang.
Untuk menangani hal itu, Pemkab Banyuwangi menerjunkan petugas BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), hingga Taruna Siaga Bencana (Tagana) guna membantu warga serta pihak Kepolisian dan TNI melakukan evakuasi.
“Sejak pagi warga sudah melakukan evakuasi menggunakan alat-alat seadanya. Kemudian kami siasati membuat jalur air dengan alat berat untuk pencegahan,” terangnya.
Danang juga merinci ada satu rumah warga yang rusak akibat tergerus air yang meluap. Rumah dimaksud milik Madori, 50, warga Dusun Krajan, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung.
“Anggota kami sudah melakukan asesmen seperti apa kerusakannya, selanjutnya akan kami salurkan bantuan kepada korban,” tandasnya.
Kepala Desa (Kades) Siliragung Pranoto Hadi mengatakan, lebih dari 50 rumah warganya kemasukan air. Dampak paling parah dirasakan warga Dusun Krajan.
“Air mulai naik sore hari dan baru surut sekitar pukul 20.00. Sejak sore air di jalan menggenang seperti sungai karena hujan mulai pukul 13.00,” katanya.
Pratono menjelaskan, penyebab utama banjir itu akibat meluapnya Sungai Apur. Banjir setinggi betis orang dewasa terjadi hampir hampir setiap tahun.
“Setiap hujan deras air sungai meluap dan masuk ke rumah-rumah warga,” tandasnya.
Ia menyebut, Sungai Apur meluap karena lebar dan kedalamannya tidak cukup menampung air. Sungai itu memiliki lebar 4,5 meter dengan kedalaman 2,5 meter.
“Yang masuk ke sini perkampungan ini bukan saja dari air hujan, tapi juga dari persawahan di beberapa desa, makanya kampung kami selalu kebanjiran,” sebutnya.
Tidak hanya menyasar perumahan warga, banjir juga merendam fasilitas pendidikan. Salah satu yang terparah adalah di SDN 3 Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Banyuwangi pada Sabtu (22/11) sore menimbulkan petaka.
Guyuran hujan dengan intensitas tinggi membuat permukiman warga di Kecamatan Siliragung, dan Kecamatan Pesanggaran terendam banjir.
Sekitar 700 rumah di enam desa tergenang. Enam desa tersebut meliputi Desa Kesilir, Buluagung, dan Desa/Kecamatan Siliragung; serta Desa Sumberagung, Desa Sumbermulyo, dan Desa/Kecamatan Pesanggaran.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Danang Hartanto mengatakan, berdasar hasil penghitungan sementara, sebanyak kurang lebih 700 rumah terdampak banjir.
“Asesmen masih terus dilakukan petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) di Kecamatan Siliragung dan Pesanggaran,” ujarnya, Minggu (23/11)
Danang menyebut, pendataan itu berkaitan dengan penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak bencana tersebut.
“Pagi ini (kemarin) juga sudah mulai penyaluran bantuan di kantor kecamatan dan di sejumlah rumah warga terdampak,” terangnya.
Danang menambahkan, banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai dan drainase di sekitar permukiman warga.
“Hujan intensitas tinggi, kemudian drainase dan sungai tidak bisa menampung air sehingga meluap,” terangnya.
Tidak hanya banjir, hujan lebat juga mengakibatkan jalan utama menuju Desa Sarongan, tepatnya di Gunung Gamping yang berlokasi Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sempat tertutup akibat longsor.
Tanah liat bercampur batang pohon pisang terbawa air hingga menutup jalan. “Sejak kemarin sore (Minggu) longsor ini menutup jalan utama,” ujar Danang.
Untuk menangani hal itu, Pemkab Banyuwangi menerjunkan petugas BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), hingga Taruna Siaga Bencana (Tagana) guna membantu warga serta pihak Kepolisian dan TNI melakukan evakuasi.
“Sejak pagi warga sudah melakukan evakuasi menggunakan alat-alat seadanya. Kemudian kami siasati membuat jalur air dengan alat berat untuk pencegahan,” terangnya.
Danang juga merinci ada satu rumah warga yang rusak akibat tergerus air yang meluap. Rumah dimaksud milik Madori, 50, warga Dusun Krajan, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung.
“Anggota kami sudah melakukan asesmen seperti apa kerusakannya, selanjutnya akan kami salurkan bantuan kepada korban,” tandasnya.
Kepala Desa (Kades) Siliragung Pranoto Hadi mengatakan, lebih dari 50 rumah warganya kemasukan air. Dampak paling parah dirasakan warga Dusun Krajan.
“Air mulai naik sore hari dan baru surut sekitar pukul 20.00. Sejak sore air di jalan menggenang seperti sungai karena hujan mulai pukul 13.00,” katanya.
Pratono menjelaskan, penyebab utama banjir itu akibat meluapnya Sungai Apur. Banjir setinggi betis orang dewasa terjadi hampir hampir setiap tahun.
“Setiap hujan deras air sungai meluap dan masuk ke rumah-rumah warga,” tandasnya.
Ia menyebut, Sungai Apur meluap karena lebar dan kedalamannya tidak cukup menampung air. Sungai itu memiliki lebar 4,5 meter dengan kedalaman 2,5 meter.
“Yang masuk ke sini perkampungan ini bukan saja dari air hujan, tapi juga dari persawahan di beberapa desa, makanya kampung kami selalu kebanjiran,” sebutnya.
Tidak hanya menyasar perumahan warga, banjir juga merendam fasilitas pendidikan. Salah satu yang terparah adalah di SDN 3 Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.








