Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

854 Telur Penyu Boom Raib

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Gembok Penangkaran Masih Utuh, Pelaku Cukup Profesional

BANYUWANGI – Upaya pelestarian penyu di penangkaran kawasan Pantai Boom mulai dijahili orang tak bertanggung jawab. Telur penyu yang siap menetas itu hilang dicuri orang. Tak tanggung-tanggung, jumlah
telur yang hilang mencapai 854 butir.

Petaka itu bukan kali pertama menimpa Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) selaku yayasan pelestari penyu Banyuwangi. Sebelumnya, seekor penyu jenis lekang (Lepidochelys olivaceae) hilang digondol maling usai bertelur.

Pelindung BSTF Wiyanto Haditanojo mengakui 854 telur penyu hilang di penangkaran. Pihaknya mengaku terpukul dengan raibnya telur penyu yang siap menetas tersebut. Wiwit—panggilan akrab Wiyanto Haditanojo— sangat menyesalkan warga yang tega mencuri telur penyu tersebut.

Diceritakan, hilangnya telur penyu tersebut baru diketahui pada Minggu (17/5) pukul 16.20. Orang yang pertama kali menemukan adalah Ardis Sandi, salah satu penjaga tempat penangkaran penyu di sisi selatan Pantai Boom tersebut. Sebelumnya, pukul 06.30, Ardis melihat pasir di atas lubang telur acak-acakan.

Awalnya dia tidak curiga telur penyu ada yang hilang. Ardis mengira kondisi acak-acakan itu akibat telur menetas. Tetapi, saat diperiksa lagi sekitar pukul 16.20, ternyata telur di lubang tersebut kosong. Wiwit pun meminta Ardis meninggalkan sarang dan membiarkan sampai ada petugas dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) datang.

“Telur penyu ini milik negara. Kita cuma ketempatan menjaganya. Jadi, setelah kita lihat  lubangnya kosong, kita tunggu petugas BKSDA datang untuk melihat lebih jelas,” terang Wiwit. Keesokan harinya, Senin (18/5) pukul 10.00, setelah petugas BKSDA datang, dilakukan pengecekan di tempat penangkaran penyu yang dikelilingi pagar bambu tersebut.

Benar, setelah diperiksa selama kurang lebih satu setengah jam, 8 dari 24 lubang yang berisi telur penyu sudah kosong. Padahal, telur yang sudah dikumpulkan sejak tanggal 13 Maret 2015 tersebut beberapa di antaranya sudah siap menetas. Sebagian telur penyu itu ditemukan relawan di pantai.

Ada juga yang beli kepada nelayan. Harapannya, penduduk yang menemukan telur penyu menyerahkan kepada BSTF agar bisa ditetaskan. Namun, akibat pencurian itu, telur penyu yang seharusnya berjumlah 2.049 butir tersebut menjadi berkurang lebih dari separo.

Wiwit belum bisa menduga siapa yang melakukan pencurian di tempat penangkaran tersebut. Namun, melihat bekas-bekasnya, pelaku cukup profesional. Setelah diperiksa, tidak ditemukan kerusakan di kandang penangkaran.

Bahkan, gembok yang menjadi akses satu-satunya masuk ke penangkaran masih tampak utuh. Wiwit menambahkan, selama ini penjagaan di pusat penangkaran hanya dilakukan relawan. Selain bekerja sama dengan warga setempat, ada dua penjaga yang selama ini melakukan patroli di sekitar Pantai Boom.

“Yang memahami pola penyimpanan telur penyu lekang ini hanya saya, penasihat BSTF, Kuswaya; Pegawai BKSDA, Purwanto; dan dua orang penjaga yang biasa membantu kami, jadi total ada lima orang,” tandas Wiwit. (radar)