Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Aktivitas Penyadap Karet di Perkebunan Kalibendo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kerjaAktivitas Penyadap Karet di Perkebunan Kalibendo

Ratusan orang masih menggantungkan hidupnya sebagai penyadap getah karet di kawasan Kalibendo, Kecamatan Glagah. Bagaimana aktivitas mereka?

PERKEBUNAN Kalibendo memiliki sekitar 150 orang penyadap getah karet. Mereka mulai beraktivitas sejak pukul 03.30 dini hari. Pada jam itu, mereka sudah berangkat ke kebun karet yang tersebar di beberapa lokasi. Perkebunan itu memang memiliki kebun karet yang lokasinya terpecah-pecah. Pada saat mereka memulai aktivitasnya, mata hari belum terbit dan terlihat masih gelap gulita. Untuk melancarkan aktivitasnya, ratusan penyadap itu menggunakan alat bantu penerangan lampu senter kepala.

Aktivitas penyadapan dimulai  sekitar pukul 04.00. Pada jam itu, para pekerja itu sudah ramai dan berada di petak masing-masing untuk memulai aktivitasnya. Untuk satu orang pekerja, tugasnya menyadap 600 pohon. Dari 600 batang pohon itu, tidak semuanya disadap karetnya setiap hari, namun dilakukan satu kali dalam dua hari. Untuk memudahkan kerja, para penyadap itu membagi menjadi dua penyadapan. Sehingga, setiap harinya mereka hanya menyadap 300 pohon.

Selain memudahkan kerja, 600 pohon karet itu tidak di sadap setiap hari agar pohon tidak mudah mati. Jika pohon karet di sadap setiap hari, maka usianya tidak panjang. Agar usia pohon bertahan lama, maka pekerja membagi waktu penyadapan. Sehingga satu pohon karet, penyadapan dilakukan dua hari sekali Jika yang 300 pohon disadap, maka 300 pohon karet lainnya istirahat, begitu seterusnya. Dengan cara ini, usia pohon bisa bertahan lama. “Kalau getah karetnya keluarnya terus walau disadap setiap hari, tapi pohonnya cepat mati,” papar salah seorang penyadap getah karet, Asnan.

Proses penyadapan pohon karet ternyata tidak berlangsung lama. Penyadapan di mulai sekitar pukul 04.00 dan selesai pukul 05.30. Selesai di sadap, para pekerja tidak pulang namun keliling melihat hasil sadapan. Pengambilan karet hasil sadapan mulai dilakukan pada pukul 09.00. Sehingga proses penyadapan hanya berlangsung selama enam jam. Pada pukul 09.00, para pekerja mulai memungut hasil sadapan yang ada di masingmasing pohon.

Untuk mengambil hasil sadapan itu, para  pekerja mempunyai wadah khusus untuk mengangkat. Hasil sadapan karet di pohon diwadahi mangkuk khusus. Setelah karet terkumpul di mangkuk, maka cairan karet dikumpulkan dalam satu ember khusus yang terbuat dari bahan stainless. Proses pengambilan karet dari mangkuk dan dipindahkan ke ember stainless itu baru rampung sekitar pukul 12.00. Pekerja menyediakan dua ember stainless sebagai tempat penampung sebelum disetorkan ke pabrik.

Satu ember mampu menampung hasil sadapan karet hingga 15 liter. Dan satu ember lainnya, bisa menampung karet hingga 35 liter. Setiap hari dua wadah ukuran berbeda itu, selalu dibawa pekerja. Hasil sadapan karet masingmasing penyadap tidak sama. Tergantung dengan potensi pohon karet yang di sadap penyadap. Rata-rata setiap penyadap berhasil mendapatkan 15 liter karet setiap hari. Hasil 15 liter itu, merupakan hasil minimal yang di peroleh pekerja.

Pada bulan-bulan tertentu, penyadap bisa menghasilkan karet hingga 35 liter setiap orang penderes. Hasil sadapan karet mengucur cukup deras pada saat usia daun pohon karet sudah tua. Pada bulanbulan ini, daun-daun pohon karet masih muda sehingga karet yang dihasilkan masih belum maksimal. Dalam setahun, ada waktuwaktu tertentu pohon karet menghasilkan getah karet cukup banyak. Ini terjadi menjelang akhir tahun, di mana daun-daun pohon sudah tua dan hampir rontok. Musim itu, biasanya terjadi empat bulan jelang tutup tahun.

Pada empat bulan jelang tutup tahun ini, pendapatan penyadap pun meningkat tajam dibanding dengan bulan- bulan sebelum. Maklum, bayaran yang diterima ratusan penyadap itu tergantung dengan hasil perolehan karet yang di dapatkan. Jika perolehan karet penyadap di bawah 15 liter, maka pembayaran di hitung harian. Dalam setiap harinya, mereka dibayar sebesar Rp 27.200. Sehingga kalau mereka hanya mendapatkan karet kurang dari 15 liter dalam setiap hari, maka dalam satu bulan pekerja hanya mendapatkan upah sebesar Rp 816 ribu.

Tapi jika perolehan karet lebih dari 15 liter, maka pendapatan pekerja akan lebih dari Rp 816 ribu. Kelebihan dari 15 liter karet yang didapatkan, akan dibayar  Rp 2.500 untuk setiap liter kelebihan. Sehingga kalau produksi karet melimpah, maka akan memberi pendapatan yang cukup besar pada pekerja. “Pendapatan pekerja hanya dari itu. Kalau kurang dari 15 liter, kita dibayar harian. Kalau dapat lebih dari 15 liter, ya dapat premi dari kelebihan,” tutur pria yang sudah 18 tahun bekerja sebagai penyadap karet itu. (radar)