sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Alih fungsi lahan perkebunan dari yang semula agroforestri menjadi lahan tanaman hortikultura masih terus berlangsung di lahan milik PT Perkebunan Lidjen.
Jika dibiarkan, kondisi seperti bisa menjadi ancaman munculnya bencana banjir.
Pemkab Banyuwangi menyoroti gundulnya lahan di kawasan yang dikelola PT Lidjen tersebut.
Berkali-kali Pemkab melakukan mitigasi bencana di kawasan tersebut. Sayangnya, pihak pengelola masih masih melakukan alih fungsi lahan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengaku timnya akan segera mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas alih fungsi tersebut.
Ditemui di kantor Kecamatan Glenmore, Danang mengaku telah mendapat informasi adanya pembukaan lahan untuk tanaman cabai dan jagung.
“Itu lebih luas lagi. Itu tanaman cabai seluas 20 hektare dan jagung 20 hektare. Jadi yang area di bawah belum selesai, di atas ditanami lagi,” katanya.
Menurut Danang, kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar dan yang berada di kawasan perkotaan.
“Kondisinya sama seperti di sini (Glenmore), kalau di atas (hulu) area resapannya berkurang, pasti menimbulkan potensi bencana yang tinggi,” cetusnya.
Pihaknya akan menyurati pengelola perkebunan untuk diajak menghadiri rapat koordinasi (rakor) pada Rabu mendatang (10/12).
“Tanggal 10 Desember, kami rakor di wilayah Lidjen. Akan dibahas seperti apa kondisi dan area yang berlubang. Kalau izinnya berbunyi harus ditanami tanaman keras, harus segera mungkin ditanami tanaman keras,” ungkapnya.
Danang juga akan merekomendasikan pengelola perkebunan untuk melakukan pola tanam yang terstruktur.
Selain itu, BPBD bersama Dispertan Banyuwangi akan menguatkan komitmen untuk menggelar monev setiap triwulan.
“Dulu perkebunan ini kan sudah dapat teguran, setelah ada sidak juga membuat pernyataan. Makanya harus ada monitoring setiap triwulan,” tandasnya.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Alih fungsi lahan perkebunan dari yang semula agroforestri menjadi lahan tanaman hortikultura masih terus berlangsung di lahan milik PT Perkebunan Lidjen.
Jika dibiarkan, kondisi seperti bisa menjadi ancaman munculnya bencana banjir.
Pemkab Banyuwangi menyoroti gundulnya lahan di kawasan yang dikelola PT Lidjen tersebut.
Berkali-kali Pemkab melakukan mitigasi bencana di kawasan tersebut. Sayangnya, pihak pengelola masih masih melakukan alih fungsi lahan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengaku timnya akan segera mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas alih fungsi tersebut.
Ditemui di kantor Kecamatan Glenmore, Danang mengaku telah mendapat informasi adanya pembukaan lahan untuk tanaman cabai dan jagung.
“Itu lebih luas lagi. Itu tanaman cabai seluas 20 hektare dan jagung 20 hektare. Jadi yang area di bawah belum selesai, di atas ditanami lagi,” katanya.
Menurut Danang, kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar dan yang berada di kawasan perkotaan.
“Kondisinya sama seperti di sini (Glenmore), kalau di atas (hulu) area resapannya berkurang, pasti menimbulkan potensi bencana yang tinggi,” cetusnya.
Pihaknya akan menyurati pengelola perkebunan untuk diajak menghadiri rapat koordinasi (rakor) pada Rabu mendatang (10/12).
“Tanggal 10 Desember, kami rakor di wilayah Lidjen. Akan dibahas seperti apa kondisi dan area yang berlubang. Kalau izinnya berbunyi harus ditanami tanaman keras, harus segera mungkin ditanami tanaman keras,” ungkapnya.
Danang juga akan merekomendasikan pengelola perkebunan untuk melakukan pola tanam yang terstruktur.
Selain itu, BPBD bersama Dispertan Banyuwangi akan menguatkan komitmen untuk menggelar monev setiap triwulan.
“Dulu perkebunan ini kan sudah dapat teguran, setelah ada sidak juga membuat pernyataan. Makanya harus ada monitoring setiap triwulan,” tandasnya.








