Detik.com
Banyuwangi –
Tiga lubang pusara selebar 2 dan 3 meter berjajar di belakang monumen Garuda dengan sayap terbentang di Dusun Cemetuk, Desa/Kecamatan Cluring Banyuwangi.
62 Jasad anggota Ansor dimakamkan dalam tiga lubang terpisah. Peristiwa tersebut dikenang sebagai pembunuh massal pemuda Pancasila oleh PKI pada 18 Oktober 1965.
Dalam momentum 1 Oktober, Ansor Banyuwangi menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus berkirim doa untuk puluhan anggota Ansor yang menjadi korban kekejaman PKI kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua PAC Ansor kecamatan Cluring Aris Riyanto mengaku ini momentum bagi anggota Ansor refleksi mengenang perjuangan pemuda pemudi Ansor di masa lalu dan membulatkan tekad menjadi garda depan mempertahankan ideologi Pancasila dan NKRI.
“Kita di sini mengenang saja tidak larut dengan saat itu dan mengambil hikmah dsri peristiwa itu, kita sebagai generasi Ansor masa kini agar tetap bersatu tidak terpecah belah dan tidak termakan propaganda serta satu komando dari atas,” terangnya kepada detikJatim, Minggu (1/10/2023).
Selain itu, di momentum tahun politik mendatang. Pemuda Ansor tidak boleh terpecah belah dan mengambil sikat tidak terkondisikan.
“Di sini dulu pada saat momen ini terjadi Ansor terpecah belah karena SDM kurang jadi mudah sekali termakan hasutan jadi yang sekarang harapannya tidak mudah termakan isu dan jaga Persatuan, dalam momentum tahun politik mendatang Ansor sebagai gerakan pemuda di tahun politik ini kita mengambil sikap tidak terkondisikan,” tutur Aris.
Sebagai kota kelahiran Ansor, Hari Kesaktian Pancasila tahun ini Ansor harus tetap menjaga ghirohnya menjaga NKRI dan menjadk benteng bangsa untuk mempertahankan keutuhan NKRI dilevel masyarakat paling bawah.
“kita sebagai bentengnya bangsa dan akan tetap seperti itu dan tidak tergerus zaman tetap menjaga keutuhan NKRI,” pungkasnya.
Simak Video “Momen Jokowi-Ma’ruf Amin Berdoa di Sumur Lubang Buaya“
[Gambas:Video 20detik]
(erm/fat)
