Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Beda dengan Slow Train China, Inilah Keunggulan Kereta Khusus Petani di Indonesia

beda-dengan-slow-train-china,-inilah-keunggulan-kereta-khusus-petani-di-indonesia
Beda dengan Slow Train China, Inilah Keunggulan Kereta Khusus Petani di Indonesia

radarbanyuwangi.jawapos.com – Bayangkan jika hasil panen petani bisa sampai ke pasar kota dengan cepat, murah, dan nyaman.

Kini, hal itu bukan lagi mimpi berkat hadirnya kereta khusus petani di Indonesia.

Selama ini, transportasi hasil tani menjadi tantangan besar bagi petani.

Biaya logistik yang tinggi, akses jalan terbatas, hingga waktu tempuh panjang sering kali menghambat distribusi panen.

Untuk menjawab masalah tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperkenalkan kereta petani, inovasi transportasi yang terinspirasi dari konsep slow train di China.

Kereta Khusus Petani di China: Pasar Berjalan Sejak 2006

China telah mengoperasikan kereta petani sejak tahun 2006.

Uniknya, kereta ini berfungsi ganda sebagai transportasi hasil tani sekaligus pasar berjalan.

Dengan kecepatan rendah sekitar 40 kilometer per jam, fokus utamanya bukan efisiensi waktu, melainkan kesejahteraan sosial.

Para petani di China dapat membawa hasil bumi mereka ke kota besar, bahkan berjualan langsung di dalam kereta maupun di stasiun pemberhentian.

Harga tiketnya sangat murah, meski kereta beroperasi dengan kerugian.

Konsep ini terbukti membantu meningkatkan pendapatan petani dan menjadi bagian penting dalam revitalisasi pedesaan.

Kereta Khusus Petani Indonesia: Fasilitas Modern dengan Kecepatan Tinggi

Berbeda dengan China, kereta petani Indonesia dirancang lebih modern dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam.

Fasilitasnya lengkap, mulai dari pendingin udara (AC) hingga kursi nyaman layaknya kereta rel listrik (KRL).

Meski tidak menghadirkan konsep pasar berjalan, fokus utama kereta ini adalah kenyamanan dan ketepatan waktu.


Page 2

Jadwal operasional kemungkinan akan diatur khusus pada pagi hari agar petani bisa tiba di pasar lebih awal dan menjual panen dalam kondisi segar.

“Kami melihat adanya permintaan, khususnya daerah-daerah seperti Rangkasbitung ke Tanah Abang. Itu kalau pagi, orang-orang bawa barang dagangan dan hasil bumi naik KRL. Kurang nyaman, karena KRL didesain untuk pekerja,” jelas Didiek Hartantyo, saat masih menjabat sebagai Direktur Utama KAI.

Harga Terjangkau untuk Dorong Ekonomi Desa

Sama seperti di China, tiket kereta petani Indonesia akan dipatok dengan harga terjangkau.

Tujuannya bukan sekadar menyediakan transportasi cepat, melainkan menjadi solusi sosial-ekonomi yang mampu memperkuat distribusi hasil tani dari desa ke kota.

Dengan cara ini, petani memiliki peluang lebih besar untuk memasarkan produk pertanian tanpa terbebani ongkos mahal, sekaligus memperluas akses pasar.

Manfaat Kereta Khusus Petani Indonesia

Hadirnya kereta khusus petani di Indonesia diharapkan mampu memberikan dampak positif, antara lain:

  • Mempercepat distribusi hasil tani sehingga produk lebih segar sampai ke konsumen.
  • Mengurangi kerusakan produk pertanian berkat sarana angkut yang aman dan teratur.
  • Menekan biaya transportasi sehingga harga produk lebih kompetitif.
  • Menyediakan ruang khusus bagi petani dan pedagang tanpa berdesakan dengan penumpang umum.
  • Memperluas konektivitas petani ke pusat pemasaran di kota besar.
  • Mengurangi risiko dan beban saat membawa hasil bumi ke pasar.
  • Mendukung ekonomi desa dengan menjadikan petani sebagai pengguna utama transportasi massal.
  • Menjadi sarana transportasi inklusif yang tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga manfaat sosial.

Meski demikian, hingga kini masih belum diumumkan secara resmi jumlah petani yang akan terbantu maupun rute operasi yang akan ditetapkan oleh KAI.

Jika program ini berjalan sukses, kereta khusus petani Indonesia berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi desa.


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Bayangkan jika hasil panen petani bisa sampai ke pasar kota dengan cepat, murah, dan nyaman.

Kini, hal itu bukan lagi mimpi berkat hadirnya kereta khusus petani di Indonesia.

Selama ini, transportasi hasil tani menjadi tantangan besar bagi petani.

Biaya logistik yang tinggi, akses jalan terbatas, hingga waktu tempuh panjang sering kali menghambat distribusi panen.

Untuk menjawab masalah tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperkenalkan kereta petani, inovasi transportasi yang terinspirasi dari konsep slow train di China.

Kereta Khusus Petani di China: Pasar Berjalan Sejak 2006

China telah mengoperasikan kereta petani sejak tahun 2006.

Uniknya, kereta ini berfungsi ganda sebagai transportasi hasil tani sekaligus pasar berjalan.

Dengan kecepatan rendah sekitar 40 kilometer per jam, fokus utamanya bukan efisiensi waktu, melainkan kesejahteraan sosial.

Para petani di China dapat membawa hasil bumi mereka ke kota besar, bahkan berjualan langsung di dalam kereta maupun di stasiun pemberhentian.

Harga tiketnya sangat murah, meski kereta beroperasi dengan kerugian.

Konsep ini terbukti membantu meningkatkan pendapatan petani dan menjadi bagian penting dalam revitalisasi pedesaan.

Kereta Khusus Petani Indonesia: Fasilitas Modern dengan Kecepatan Tinggi

Berbeda dengan China, kereta petani Indonesia dirancang lebih modern dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam.

Fasilitasnya lengkap, mulai dari pendingin udara (AC) hingga kursi nyaman layaknya kereta rel listrik (KRL).

Meski tidak menghadirkan konsep pasar berjalan, fokus utama kereta ini adalah kenyamanan dan ketepatan waktu.