Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Begini Cara Bertahan Hidup Sopir Bus AKDP Banyuwangi-Jember saat Jalur Gumitir Ditutup

begini-cara-bertahan-hidup-sopir-bus-akdp-banyuwangi-jember-saat-jalur-gumitir-ditutup
Begini Cara Bertahan Hidup Sopir Bus AKDP Banyuwangi-Jember saat Jalur Gumitir Ditutup

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Sementara  Itu, Selama 40 hari Jalur Gumitir ditutup, para sopir bus Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) jurusan Banyuwangi – Jember yang bertahan hidup dengan cara saling membantu.

Sebab, selama itu mereka hampir tidak ada pemasukan, dan tidak ada kompensasi akibat penutupan jalan.

Salah satu sopir bus Saerozi, 50, asal Kecamatan Bangsal, Kabupaten Jember yang menetap di Terminal Jajag, Kecamatan Gambiran menyampaikan selama penutupan Jalur Gumitir mengatakan, tidak berani pulang ke daerah asalnya.

Sebab, tidak mempunyai uang untuk dibawa pulang. “Mau pulang bagaimana, uang hasil narik pada Kamis dan Jumat hanya cukup digunakan makan satu orang selama seminggu,” katanya.

Baca Juga: Daftar Bansos Tak Kunjung Cair? Begini Cara Cepat Cek PKH dan BPNT September 2025

Sehingga, lanjut dia, memilih menetap di Terminal Jajag hingga jalur Gumitir dibuka. Jika kehabisan uang untuk makan, meminta bantuan teman sesama sopir yang masih mempunyai uang.

“Disini ada empat sopir yang bernasib sama, setiap hari ya begini, saling membantu,” ujarnya.

Salah satu Kondektur bus Restu Agung, Joko Hariyadi, 45, asal Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember menyayangkan adanya penutupan Jalur Gumitir tapi tidak ada uang kompensasi untuk pekerja yang sangat tergantung dari jalur tersebut.

Baca Juga: Mensos Gus Ipul Sebut Banyuwangi Siap Uji Coba Digitalisasi Bansos PKH September 2025

“Padahal 40 hari itu lama, seperti kami ini tidak ada pemasukan, harusnya ada kompensasi,” ujarnya.

Menurut Joko, sebelum dilakukan penutupan Jalur Gumitir, seharusnya diselesaikan terlebih dahulu Jalur Lintas Selatan (JLS). Sehingga ketika jalan diatas Gunung Gumitir ditutup, efek ekonomi ke masyarakat tidak terlalu tinggi.

“Imbasnya ya ke kami ini, selama penutupan tidak ada pemasukan, untungnya solidaritas kami kuat, sehingga satu orang makan, semuanya makan,” ungkapnya seraya mengatakan awal pembukaan yang pasti ekonomi kami tidak langsung pulih, harus babat kembali untuk mencari penumpang.(cw3/abi)