Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Belajar dari China, KAI Siap Lakukan Lompatan Besar di Industri Perkeretaapian Indonesia

belajar-dari-china,-kai-siap-lakukan-lompatan-besar-di-industri-perkeretaapian-indonesia
Belajar dari China, KAI Siap Lakukan Lompatan Besar di Industri Perkeretaapian Indonesia

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Bobby Rasyidin, menyatakan bahwa China menjadi acuan utama dalam percepatan pengembangan jaringan perkeretaapian nasional.

Hal ini disampaikan saat mendampingi Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono, serta sejumlah pejabat terkait dalam kunjungan kerja ke Beijing, Qingdao, dan beberapa kota lain di China.

Menurut Bobby, tujuan kunjungan tersebut adalah untuk belajar, bermitra, dan mempercepat pembangunan jaringan kereta penumpang maupun logistik di Indonesia.

Baca Juga: Dukung Program Transportasi Hijau di Kereta Api, KAI Pelajari Teknologi E-Train di China

Ia menilai bahwa sistem perkeretaapian China merupakan yang paling maju di dunia, baik dari segi teknologi, jaringan, maupun operasional.

“China saat ini nomor satu di dunia dalam hal sistem, operasi, jaringan, dan industri kereta. Kondisi geografis dan demografis Indonesia mirip dengan China, sehingga penting bagi kami untuk belajar langsung dari mereka,” ujar Bobby di Beijing, Rabu (12/11/2025), dikutip Antara.

Kunjungan ke China ini juga merupakan bagian dari strategi percepatan pengembangan transportasi kereta api nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Rencana Besar KAI 2026: Bangun Jalur Kereta Api di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

Fokus utama pengembangan meliputi penguatan jaringan di Pulau Jawa, peremajaan sarana angkutan, serta peningkatan kenyamanan dan kualitas layanan KRL.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya pengembangan jaringan kereta logistik di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, guna memperlancar distribusi barang dan memperkuat konektivitas antarwilayah.

Bobby menegaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal panjang jaringan rel dibandingkan China.

Baca Juga: Pemesanan Tiket Kereta Api Nataru 2025/2026 Kini Dibuka, Ini Jadwal dan Cara Pemesanannya

Saat ini, China memiliki lebih dari 120 ribu kilometer jalur rel, sedangkan Indonesia baru mencapai sekitar 7 ribu kilometer.

“Mereka mampu mengangkut ratusan juta penumpang setiap hari, sementara kami di Jabodetabek baru 1,1 juta. Karena itu, kami harus berani melakukan lompatan besar,” tegasnya.


Page 2

Gus Ilham Minta Maaf dan Akui Khilaf

Gus Ilham Minta Maaf dan Akui Khilaf

Rabu, 12 November 2025 | 11:18 WIB


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Bobby Rasyidin, menyatakan bahwa China menjadi acuan utama dalam percepatan pengembangan jaringan perkeretaapian nasional.

Hal ini disampaikan saat mendampingi Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono, serta sejumlah pejabat terkait dalam kunjungan kerja ke Beijing, Qingdao, dan beberapa kota lain di China.

Menurut Bobby, tujuan kunjungan tersebut adalah untuk belajar, bermitra, dan mempercepat pembangunan jaringan kereta penumpang maupun logistik di Indonesia.

Baca Juga: Dukung Program Transportasi Hijau di Kereta Api, KAI Pelajari Teknologi E-Train di China

Ia menilai bahwa sistem perkeretaapian China merupakan yang paling maju di dunia, baik dari segi teknologi, jaringan, maupun operasional.

“China saat ini nomor satu di dunia dalam hal sistem, operasi, jaringan, dan industri kereta. Kondisi geografis dan demografis Indonesia mirip dengan China, sehingga penting bagi kami untuk belajar langsung dari mereka,” ujar Bobby di Beijing, Rabu (12/11/2025), dikutip Antara.

Kunjungan ke China ini juga merupakan bagian dari strategi percepatan pengembangan transportasi kereta api nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Rencana Besar KAI 2026: Bangun Jalur Kereta Api di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

Fokus utama pengembangan meliputi penguatan jaringan di Pulau Jawa, peremajaan sarana angkutan, serta peningkatan kenyamanan dan kualitas layanan KRL.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya pengembangan jaringan kereta logistik di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, guna memperlancar distribusi barang dan memperkuat konektivitas antarwilayah.

Bobby menegaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal panjang jaringan rel dibandingkan China.

Baca Juga: Pemesanan Tiket Kereta Api Nataru 2025/2026 Kini Dibuka, Ini Jadwal dan Cara Pemesanannya

Saat ini, China memiliki lebih dari 120 ribu kilometer jalur rel, sedangkan Indonesia baru mencapai sekitar 7 ribu kilometer.

“Mereka mampu mengangkut ratusan juta penumpang setiap hari, sementara kami di Jabodetabek baru 1,1 juta. Karena itu, kami harus berani melakukan lompatan besar,” tegasnya.