Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bentuk Pasukan Hijau hingga Pasukan Elit Drainase

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bentuk– Upaya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi untuk menciptakan kebersihan serta menjaga dan merawat keindahan kota benar- benar serius. Setelah sebelumnya melakukan gerakan nyapu bersama dengan seluruh staf disepanjang jalan protokol kota Banyuwangi, kali ini untuk memenuhi kebutuhan dan memaksimalkan tenaga kebersihan dan pertamanan di wilayah Kabupaten Banyuwangi, DKP melakukan ratusan tenaga harian lepas (THL).

Kepala DKP Banyuwangi, Drs. H. Arief Setiawan mengatakan, keberadaan THL ini ternyata sangat mendukung program Banyuwangi bersih sehingga pada beberapa waktu lalu, Banyuwangi berhasil meraih piala Adipura. Dengan tanggung jawabnya yang tinggi, mereka bekerja siang malam membersihkan Banyuwangi, dan ditugaskan di tiap ruas jalan dengan pengawasan koordinatornya masing-masing.

Selain itu mereka juga bersiaga di beberapa titik pantau jika hujan turun. “Mereka memiliki jadwal dalam upayanya menjaga ruas jalan tetap bersih, setiap harinya dilakukan tiga kali sehari, pagi, siang, dan sore,” kata Arief. Diungkapkan Arief, Bupati Abdullah Azwar Anas begitu peduli dengan nasib pesapon. Belum lama ini, mereka diikutkan menjadi peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

Bukan hanya itu, bagi pesapon teladan berhak mendapat hadiah umrah. Hadiah diberikan semata untuk memotivasi semangat kerja pesapon. “Berkat kesiapsiagaan pesapon yang didukung partisipasi masyarakat, telah menjadikan Banyuwangi bersih. Tim penilai Adipura memberikan point yang cukup tinggi bagi Banyuwangi,” ungkap mantan Camat Banyuwangi itu.

Arief menambahkan, selain menciptakan ruas jalan tetap bersih, DKP juga melakukan normalisasi saluran dan pembuangan air kotor. Petugas yang memiliki kode pasukan hijau ini dipersiapkan untuk menjaga dan membersihkan sungai yang ada di dalam kota Banyuwangi. Pasukan hijau dibagi dalam beberapa titik, yaitu sekitar jembatan sungai Bagong, sungai Sobo, sungai Kebalenan, sungai Jalan Piere Tendean, Sungai Karangbaru, Sungai Wirodayan, sepanjang sungai Kali Lo, dan sungai Sukowidi.

Ada pula, tenaga pemelihara drainase lingkungan yang bertugas melakukan penggelontoran kota setiap hari. Kota Banyuwangi yang topografi nya miring ke arah pantai memungkinkan menerapkan sistem penggelontoran ini. Dari beberapa sumber air/dam di hulu kota setiap pagi dilepas air yang mampu menggelontor berbagai limbah saluran drainase yang ada di tengah-tengah kepadatan kota untuk dibuang ke laut.

“Kota Banyuwangi dipecah menjadi tiga jalur penggelontoran. Diantara tenaga pemelihara kebersihan sungai ini ada pasukan elitnya yang ketika cuaca tidak mendukung atau pada saat hujan lebat, mereka langsung tersebar dibeberapa titik genangan atau saluran-saluran drainase yang berpeluang menimbulkan banjir,” pungkasnya. (radar)