Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bikin Geleng-geleng, Meski Jiriken Dilarang Tetap Bandel! Warga Jember Kepergok Kulakan BBM di Banyuwangi

bikin-geleng-geleng,-meski-jiriken-dilarang-tetap-bandel!-warga-jember-kepergok-kulakan-bbm-di-banyuwangi
Bikin Geleng-geleng, Meski Jiriken Dilarang Tetap Bandel! Warga Jember Kepergok Kulakan BBM di Banyuwangi

radarbanyuwangi.jawapos.com – Meski polisi telah memastikan aman dari para tengkulan BBM asal Jember yang membeli menggunakan jeriken, tapi masih ada warga dari kabupaten tetangga yang memborong BBM di wilayah Kabupaten Banyuwangi. 

Padahal, polisi juga sudah siaga di sekitar SPBU yang ada di Kecamatan Kalibaru dan Glenmore, sejak kemarin Rabu (30/7/2025). 

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, sejumlah warga Jember masih kedapatan mengangkut BBM menggunakan jeriken dari arah Banyuwangi. 

Tak kurang dari 10 motor melintas jalur alternatif Gumitir dengan mengangkut BBM yang dimasukan jeriken dengan dibungkus karung. 

Diduga, mereka para tengkulak BBM yang membeli menggunakan motor dan disedot ke jeriken. 

Berbeda dengan sebelumnya, mereka melakukan dengan terang-terangan di depan SPBU. Para tengkulak itu, memindah BBM dari tangki motor ke jerikan. 

Baca Juga: Imbas Jor-joran Tengkulak Jember, Banyuwangi Batasi Pembelian BBM di SPBU! Jiriken Dilarang

“Kalau di sini sudah tidak ada yang beli pakai jeriken, tapi kalau beli di motor kami tidak bisa mengontrol,” kata Pengawas SPBU Glenmore, Mulyono.

Mulyono menyampaikan, untuk kendaraan roda dua memberikan batasan pembelian per motor sekali beli. 

Sesuai aturan, kata dia, satu sepeda motor dibatasi sebanyak 10 liter saja. 

“Kami terapkan sesuai aturan, sekali beli satu kendaraan hanya 10 liter saja,” terangnya.

Kondisi jalur alternatif Gumitir yang bisa dilalui dari jalan simpang tiga Mrawan, tepatnya perbatasan wilayah Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kini bisa dilewati hingga malam hari. 

“Kalau dulu aturannya hanya boleh sampai pukul 16.00 saja, sekarang tidak. Sampai malam masih ada yang lewat asalkan berani,” kata salah satu petugas keamanan kebun, M Sholeh.

Menurut Sholeh, aturan itu dikendurkan lantaran banyak warga atau pengguna jalan yang memiliki urgensi untuk melintasi Gumitir hingga malam hari. 


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Meski polisi telah memastikan aman dari para tengkulan BBM asal Jember yang membeli menggunakan jeriken, tapi masih ada warga dari kabupaten tetangga yang memborong BBM di wilayah Kabupaten Banyuwangi. 

Padahal, polisi juga sudah siaga di sekitar SPBU yang ada di Kecamatan Kalibaru dan Glenmore, sejak kemarin Rabu (30/7/2025). 

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, sejumlah warga Jember masih kedapatan mengangkut BBM menggunakan jeriken dari arah Banyuwangi. 

Tak kurang dari 10 motor melintas jalur alternatif Gumitir dengan mengangkut BBM yang dimasukan jeriken dengan dibungkus karung. 

Diduga, mereka para tengkulak BBM yang membeli menggunakan motor dan disedot ke jeriken. 

Berbeda dengan sebelumnya, mereka melakukan dengan terang-terangan di depan SPBU. Para tengkulak itu, memindah BBM dari tangki motor ke jerikan. 

Baca Juga: Imbas Jor-joran Tengkulak Jember, Banyuwangi Batasi Pembelian BBM di SPBU! Jiriken Dilarang

“Kalau di sini sudah tidak ada yang beli pakai jeriken, tapi kalau beli di motor kami tidak bisa mengontrol,” kata Pengawas SPBU Glenmore, Mulyono.

Mulyono menyampaikan, untuk kendaraan roda dua memberikan batasan pembelian per motor sekali beli. 

Sesuai aturan, kata dia, satu sepeda motor dibatasi sebanyak 10 liter saja. 

“Kami terapkan sesuai aturan, sekali beli satu kendaraan hanya 10 liter saja,” terangnya.

Kondisi jalur alternatif Gumitir yang bisa dilalui dari jalan simpang tiga Mrawan, tepatnya perbatasan wilayah Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kini bisa dilewati hingga malam hari. 

“Kalau dulu aturannya hanya boleh sampai pukul 16.00 saja, sekarang tidak. Sampai malam masih ada yang lewat asalkan berani,” kata salah satu petugas keamanan kebun, M Sholeh.

Menurut Sholeh, aturan itu dikendurkan lantaran banyak warga atau pengguna jalan yang memiliki urgensi untuk melintasi Gumitir hingga malam hari.