radarbanyuwangi.jawapos.com – Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali awal Juli lalu menjadi pelajaran berharga bagi pemangku kepentingan di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Pascakejadian kapal tenggelam, kewaspadaan terus ditingkatkan agar tidak terulang lagi kecelakaan laut yang merenggut belasan nyawa.
Kemarin (8/8) Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) datang ke Banyuwangi untuk memberikan refreshment kepada sejumlah perusahaan serta kapten kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Baca Juga: Tes DNA, Lisa Mariana Ucap Alhamdulillah! Ridwan Kamil Siap Tanggung Jawab
Direktur BKI Arief Budi Permana mengatakan, sebagai lembaga klasifikasi nasional pihaknya memegang peranan vital dalam memastikan keselamatan pelayaran di Indonesia.
Pascainsiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama jaya, BKI bersama dengan stakeholder pelabuhan seperti KSOP, ASDP, BPTD, Gapasdap, dan INFA secara bersama-sama berupaya meningkatkan keselamatan dalam pelayaran.
“Kami berkolaborasi dengan operator kapal dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah ini bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama,’’ kata Arief.
Sebanyak 24 orang dari perwakilan perusahaan kapal dan 54 perwira kapal yang beroperasi di perairan Selat Bali didatangkan. Mereka mendapatkan materi terkait keselamatan pelayaran.
Baca Juga: Viral Sebelum Wafat, Grass Wonder Si Kuda Gemuk dari Umamusume Kini Telah Tiada
Salah satu yang ditekankan pada pertemuan itu adalah tentang peralatan keselamatan, lashing (pengikatan), dan cargo securing yang harus dipahami oleh kru dan owner kapal.
“Yang kami tekankan adalah kapal harus dijamin lashing-nya agar muatan tidak bergerak. Pergeseran muatan akan sangat memengaruhi stabilitas kapal,” ujar Arief.
Ada hitung-hitungan khusus terkait jumlah muatan yang harus dipahami oleh kru kapal. Setiap kapal memiliki titik-titik yang harus diperhatikan agar keseimbangan tetap terjaga.
“Kru kapal harus tahu kondisi kapal saat berlayar. Karena itu kami undang kru kapal untuk me-refresh kembali dan berdiskusi. Kami juga meminta masukan dari kru yang selama ini berlayar di Ketapang-Gilimanuk,” imbuhnya.
Kepala Cabang BKI Klas Surabaya Bambang Riyanto menambahkan, seluruh kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk sudah di-approve oleh BKI.
Page 2
Baca Juga: BTS Kembali Hangatkan Hati Fans, Album Baru dan Konser Global Sudah di Depan Mata
Artinya, secara teknis kondisinya sudah layak untuk berlayar. Yang dibutuhkan sekarang adalah pengawasan dan pemahaman langsung dari owner maupun kru kapal.
“Seperti kapal eks LCT, saat dimodifikasi ada pengurangan kemampuan tonase muatan yang terjadi. Dari awalnya 700 ton misalnya, ketika berubah menjadi kapal RoRo kemampuannya menyusut menjadi 200 ton. Ini yang harus dipahami oleh kapten kapal,” tegasnya.
Bambang Riyanto juga mencontohkan, KMP Tunu Pertama Jaya saat masih berstatus LCT, kemampuanya memang bisa mengangkut muatan 500 ton.
Setelah dimodifikasi menjadi RoRo, kemampuanya menyusut menjadi 137,7 ton. Dari temuan KNKT, kapal tersebut ternyata membawa muatan lebih dari 500 ton.
Baca Juga: TMMD ke-125 Gelar Baksos Sembako untuk Warga Prasejahtera di Siliragung Banyuwangi
“Dalam kondisi seperti ini, kapten kapal yang harus aware tentang kemampuan maksimum muatan. Selama daya tampung terpenuhi, kapal tidak akan tenggelam dan akan mengapung terus,’’ tegasnya.
Bambang menekankan pentingnya peningkatan kesadaran para kru kapal. Meski BKI tidak bisa menyimpulkan penyebab insiden pelayaran sebelum ada hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), BKI akan terus melakukan evaluasi dan simulasi berdasarkan data-data saat kapal berlayar.
“BKI secara rutin memastikan keselamatan pelayaran melalui survei berkala terhadap semua kapal, termasuk kapal penumpang. Ini kita lakukan semata untuk menjamin kondisi kapal selalu prima dan memenuhi standar keselamatan. “pungkasnya. (fre/aif)
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali awal Juli lalu menjadi pelajaran berharga bagi pemangku kepentingan di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Pascakejadian kapal tenggelam, kewaspadaan terus ditingkatkan agar tidak terulang lagi kecelakaan laut yang merenggut belasan nyawa.
Kemarin (8/8) Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) datang ke Banyuwangi untuk memberikan refreshment kepada sejumlah perusahaan serta kapten kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Baca Juga: Tes DNA, Lisa Mariana Ucap Alhamdulillah! Ridwan Kamil Siap Tanggung Jawab
Direktur BKI Arief Budi Permana mengatakan, sebagai lembaga klasifikasi nasional pihaknya memegang peranan vital dalam memastikan keselamatan pelayaran di Indonesia.
Pascainsiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama jaya, BKI bersama dengan stakeholder pelabuhan seperti KSOP, ASDP, BPTD, Gapasdap, dan INFA secara bersama-sama berupaya meningkatkan keselamatan dalam pelayaran.
“Kami berkolaborasi dengan operator kapal dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah ini bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama,’’ kata Arief.
Sebanyak 24 orang dari perwakilan perusahaan kapal dan 54 perwira kapal yang beroperasi di perairan Selat Bali didatangkan. Mereka mendapatkan materi terkait keselamatan pelayaran.
Baca Juga: Viral Sebelum Wafat, Grass Wonder Si Kuda Gemuk dari Umamusume Kini Telah Tiada
Salah satu yang ditekankan pada pertemuan itu adalah tentang peralatan keselamatan, lashing (pengikatan), dan cargo securing yang harus dipahami oleh kru dan owner kapal.
“Yang kami tekankan adalah kapal harus dijamin lashing-nya agar muatan tidak bergerak. Pergeseran muatan akan sangat memengaruhi stabilitas kapal,” ujar Arief.
Ada hitung-hitungan khusus terkait jumlah muatan yang harus dipahami oleh kru kapal. Setiap kapal memiliki titik-titik yang harus diperhatikan agar keseimbangan tetap terjaga.
“Kru kapal harus tahu kondisi kapal saat berlayar. Karena itu kami undang kru kapal untuk me-refresh kembali dan berdiskusi. Kami juga meminta masukan dari kru yang selama ini berlayar di Ketapang-Gilimanuk,” imbuhnya.
Kepala Cabang BKI Klas Surabaya Bambang Riyanto menambahkan, seluruh kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk sudah di-approve oleh BKI.