sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan keprihatinannya atas insiden penyemprotan gas air mata yang mengarah ke kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin malam, 1 September 2025.
Ia menilai tindakan tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk serangan terhadap ruang aman kampus.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (2/9), Brian menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang akademik yang bebas, merdeka, dan aman bagi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.
Baca Juga: Viral Polisi Serang Unisba, Polda Jabar: Gas Air Mata Terbawa Angin
“Kemdiktisaintek adalah rumah bagi mahasiswa. Saya sebagai Mendiktisaintek adalah orang tua sekaligus sahabat mahasiswa. Pintu komunikasi selalu terbuka untuk berbagai aspirasi, isu akademik, maupun dinamika kemahasiswaan,” ujar Brian, dikutip ANTARA.
Brian menegaskan bahwa suara mahasiswa merupakan denyut penting bagi kehidupan bangsa.
Karena itu, kampus tidak boleh kehilangan fungsinya sebagai ruang berbagi, ruang bertumbuh, serta ruang aman untuk menyampaikan aspirasi secara damai.
Baca Juga: Aparat Tembakkan Gas Air Mata ke Kampus UNISBA, Situasi Mencekam
Ia juga menyampaikan keyakinannya terhadap upaya aparat keamanan yang berusaha memastikan pihak luar yang tidak bertanggung jawab segera keluar dari area kampus.
Mendiktisaintek mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi di Indonesia untuk membuka ruang dialog dengan mahasiswa.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan wujud nyata merawat demokrasi yang sehat dan bermartabat.
Baca Juga: Cegah Siswa Ikutan Demo, Polisi di Banyuwangi Kampanye Anti Anarkis
“Jika aksi terus dilakukan, mari kita rapatkan barisan dengan damai, menjaga maruah gerakan mahasiswa agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin merusak republik,” tambahnya.
Brian menekankan bahwa dialog dan pendekatan persuasif harus selalu dikedepankan agar aspirasi mahasiswa tersampaikan dengan baik tanpa menimbulkan gesekan yang merugikan banyak pihak.
Page 2

Rabu, 3 September 2025 | 13:49 WIB
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan keprihatinannya atas insiden penyemprotan gas air mata yang mengarah ke kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin malam, 1 September 2025.
Ia menilai tindakan tersebut dapat dimaknai sebagai bentuk serangan terhadap ruang aman kampus.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (2/9), Brian menekankan bahwa kampus harus menjadi ruang akademik yang bebas, merdeka, dan aman bagi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.
Baca Juga: Viral Polisi Serang Unisba, Polda Jabar: Gas Air Mata Terbawa Angin
“Kemdiktisaintek adalah rumah bagi mahasiswa. Saya sebagai Mendiktisaintek adalah orang tua sekaligus sahabat mahasiswa. Pintu komunikasi selalu terbuka untuk berbagai aspirasi, isu akademik, maupun dinamika kemahasiswaan,” ujar Brian, dikutip ANTARA.
Brian menegaskan bahwa suara mahasiswa merupakan denyut penting bagi kehidupan bangsa.
Karena itu, kampus tidak boleh kehilangan fungsinya sebagai ruang berbagi, ruang bertumbuh, serta ruang aman untuk menyampaikan aspirasi secara damai.
Baca Juga: Aparat Tembakkan Gas Air Mata ke Kampus UNISBA, Situasi Mencekam
Ia juga menyampaikan keyakinannya terhadap upaya aparat keamanan yang berusaha memastikan pihak luar yang tidak bertanggung jawab segera keluar dari area kampus.
Mendiktisaintek mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi di Indonesia untuk membuka ruang dialog dengan mahasiswa.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan wujud nyata merawat demokrasi yang sehat dan bermartabat.
Baca Juga: Cegah Siswa Ikutan Demo, Polisi di Banyuwangi Kampanye Anti Anarkis
“Jika aksi terus dilakukan, mari kita rapatkan barisan dengan damai, menjaga maruah gerakan mahasiswa agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin merusak republik,” tambahnya.
Brian menekankan bahwa dialog dan pendekatan persuasif harus selalu dikedepankan agar aspirasi mahasiswa tersampaikan dengan baik tanpa menimbulkan gesekan yang merugikan banyak pihak.