RadarBanyuwangi.id – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat gangguan operasional sebanyak 32 kali sejak awal tahun ini akibat benang layangan yang tersangkut di jaringan listrik aliran atas (LAA) maupun pantograf kereta cepat Whoosh.
Kejadian ini bukan hanya menghambat perjalanan, tetapi juga mengancam keselamatan dan kenyamanan para penumpang.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak bermain layangan di sekitar jalur kereta cepat.
Baca Juga: Warga Berkebutuhan Khusus Berharap BLT DD/ADD Lekas Cair
“Gangguan ini membuat kereta harus mengurangi kecepatan bahkan berhenti sementara untuk proses evakuasi dan pemeriksaan jalur sebelum dinyatakan aman melanjutkan perjalanan,” jelas Eva melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/4).
Benang layangan yang melilit komponen LAA atau pantograf memiliki potensi merusak sistem kelistrikan yang vital bagi operasional Whoosh.
Dalam beberapa kasus, KCIC harus melakukan perawatan intensif bahkan penggantian komponen, yang mengurangi jumlah sarana kereta siap operasi.
Baca Juga: Warga Geruduk Kantor Desa Plampangrejo,Yudi Wiyono Pulang Jalan Kaki Pakai Kaus Oblong
“Tentunya, hal ini dapat membahayakan perjalanan dan mengganggu kenyamanan seluruh penumpang Whoosh,” imbuh Eva.
Gangguan teknis seperti ini juga berpotensi memperlambat mobilitas masyarakat yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan waktu Whoosh sebagai pilihan transportasi modern.
Sebagai upaya pencegahan, KCIC telah menyiagakan 530 petugas pengamanan yang berjaga selama 24 jam di setiap 500 meter jalur kereta cepat.
Baca Juga: Wujud Cinta Banyuwangi, Bank Jatim Bantu Perpustakaan Keliling, Tempat Sampah, dan Renovasi RTLH
Selain itu, jalur Whoosh dilengkapi sistem deteksi benda asing dan 1.396 CCTV yang tersebar sepanjang lintasan untuk memastikan keamanan operasional.
Tidak hanya itu, KCIC aktif melakukan 34 kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan pemukiman warga sekitar jalur kereta cepat.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat gangguan operasional sebanyak 32 kali sejak awal tahun ini akibat benang layangan yang tersangkut di jaringan listrik aliran atas (LAA) maupun pantograf kereta cepat Whoosh.
Kejadian ini bukan hanya menghambat perjalanan, tetapi juga mengancam keselamatan dan kenyamanan para penumpang.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak bermain layangan di sekitar jalur kereta cepat.
Baca Juga: Warga Berkebutuhan Khusus Berharap BLT DD/ADD Lekas Cair
“Gangguan ini membuat kereta harus mengurangi kecepatan bahkan berhenti sementara untuk proses evakuasi dan pemeriksaan jalur sebelum dinyatakan aman melanjutkan perjalanan,” jelas Eva melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/4).
Benang layangan yang melilit komponen LAA atau pantograf memiliki potensi merusak sistem kelistrikan yang vital bagi operasional Whoosh.
Dalam beberapa kasus, KCIC harus melakukan perawatan intensif bahkan penggantian komponen, yang mengurangi jumlah sarana kereta siap operasi.
Baca Juga: Warga Geruduk Kantor Desa Plampangrejo,Yudi Wiyono Pulang Jalan Kaki Pakai Kaus Oblong
“Tentunya, hal ini dapat membahayakan perjalanan dan mengganggu kenyamanan seluruh penumpang Whoosh,” imbuh Eva.
Gangguan teknis seperti ini juga berpotensi memperlambat mobilitas masyarakat yang mengandalkan kecepatan dan ketepatan waktu Whoosh sebagai pilihan transportasi modern.
Sebagai upaya pencegahan, KCIC telah menyiagakan 530 petugas pengamanan yang berjaga selama 24 jam di setiap 500 meter jalur kereta cepat.
Baca Juga: Wujud Cinta Banyuwangi, Bank Jatim Bantu Perpustakaan Keliling, Tempat Sampah, dan Renovasi RTLH
Selain itu, jalur Whoosh dilengkapi sistem deteksi benda asing dan 1.396 CCTV yang tersebar sepanjang lintasan untuk memastikan keamanan operasional.
Tidak hanya itu, KCIC aktif melakukan 34 kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan pemukiman warga sekitar jalur kereta cepat.