Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bukan Sekadar Dingin, Fenomena Bediding di Banyuwangi Bikin Anabul Diserang Penyakit – TIMES Banyuwangi

bukan-sekadar-dingin,-fenomena-bediding-di-banyuwangi-bikin-anabul-diserang-penyakit-–-times-banyuwangi
Bukan Sekadar Dingin, Fenomena Bediding di Banyuwangi Bikin Anabul Diserang Penyakit – TIMES Banyuwangi

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Fenomena Bediding, atau suhu dingin yang melanda Jawa Timur, termasuk Banyuwangi dalam beberapa waktu terakhir, tak hanya membuat manusia menggigil. Hewan peliharaan, seperti kucing, anjing, hingga ayam pun ikut merasakan dampaknya.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jatim IV Banyuwangi, drh Risa Isna Fahziar, menjelaskan bahwa kondisi udara yang terlalu dingin dam lembap, sangat berpengaruh terhadap kesehatan hewan peliharaan, khususnya mamalia seperti kucing dan anjing.

“Bediding ini memicu penyakit flu kucing yang disebabkan oleh Feline Herpesvirus. Nah masalahnya, begitu virus ini menjangkiti kucing, ia akan menjadi laten atau abadi di dalam tubuh,” kata Risa, sapaan akrab drh Risa Isna Fahziar, Senin (21/7/2025).

Risa menjelaskan bahwa penyakit akibat cuaca dingin, seperti flu kucing, memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi antarhewan. Ia menyebut, dalam kondisi ruangan tertutup, penurunan daya tahan tubuh pada satu kucing saja dapat memicu penularan ke seluruh kucing yang ada di dalamnya.

“Gejala yang timbul pada kucing atau anjing biasanya mata bengkak, demam, bersin-bersin, dan nafsu makan menurun. Dan pengobatannya ini tidak bisa menyembuhkan total, hanya saja meredakan gejala,” jelas owner petshop Sahabat Satwa Genteng itu.

Lebih lanjut, Risa mengatakan bahwa meskipun tidak langsung menyebabkan kematian, flu kucing bisa berdampak fatal secara tidak langsung. Nafsu makan yang turun drastis, bisa memicu penyakit sekunder seperti muntaber yang pada anak kucing sangat membahayakan.

Tak hanya menyerang pernapasan, masih Risa, suhu dingin juga menyebabkan gangguan pencernaan. Anak kucing dan anjing membutuhkan suhu optimal untuk bisa mencerna makanan dengan baik.

“Jika suhunya tidak optimal, hewan bisa mengalami muntah dan diare, bahkan bisa mati karena kedinginan dan kembung,” ucapnya.

Tak hanya mamalia, unggas seperti ayam pun tak luput dari ancaman cuaca ekstrem ini. Menurut Risa, kondisi udara dingin dapat memicu flu burung dan Newcastle Disease (ND) yang menyerang sistem pernapasan dan saraf.

“Ciri-ciri pada ayam yang terjangkit ND biasanya kotorannya berwarna hijau dan putih, kepalanya memutar ke belakang, serta kakinya bengkok. Nah kalau sudah ada ciri-ciri itu, rata-rata tidak bisa tertolong,” ujarnya.

Dikatakan Risa, vaksinasi teratur pada ayam sesuai jadwal adalah langkah pencegahan yang mutlak. Selain itu, perlu diperhatikan terkait populasi, kebersihan, dan ventilasi kandang.

Sebagai langkah penanganan, Risa menyarankan agar pemilik hewan segera membawa ke dokter jika anabul mulai tampak murung, bersin-bersin, atau nafsu makan turun.

“Selain itu, hewan yang sakit harus segera diobati, sedangkan yang sehat dikarantina untuk mencegah penularan,” tuturnya.

Dengan cuaca ekstrem yang kian tak terprediksi, kewaspadaan terhadap kesehatan hewan peliharaan dan ternak menjadi keharusan.

Fenomena bediding bukan sekadar tantangan musiman, melainkan panggilan bagi pemilik hewan untuk lebih peduli, tanggap, dan siap melindungi mereka dari ancaman tak kasat mata yang bisa datang lewat dinginnya udara. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad