radarbanyuwangi.jawapos.com – Kasus keracunan massal yang menimpa 72 santri Ponpes Al Anwari, Kelurahan Kertosari menjadi perhatian serius Pemkab Banyuwangi.
Tidak hanya karena jumlah korban yang cukup banyak, tetapi juga karena lokasi kejadian berada di lembaga pendidikan keagamaan yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan sehat bagi para santri.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut.
Ia menilai insiden ini bukan sekadar musibah biasa, melainkan sebuah sinyal kuat bahwa sistem pengawasan kesehatan lingkungan pondok pesantren harus diperkuat.
“Ini menjadi evaluasi buat kita semua, pembelajaran buat kita semua,” ujar Bupati Ipuk.
Ia menambahkan, langkah konkret harus segera dilakukan untuk mencegah kasus serupa terjadi kembali di masa mendatang.
Salah satu langkah yang langsung diinstruksikan adalah penguatan fungsi pengawasan oleh Dinas Kesehatan.
“Saya meminta agar Dinas Kesehatan melakukan cek rutin ke pesantren. Tidak hanya ke pesantren terkait, namun seluruh pesantren di Kabupaten Banyuwangi,” pintanya.
Menurut Ipuk, upaya pencegahan tak cukup hanya dilakukan setelah kejadian. Pemeriksaan dan edukasi harus berlangsung secara berkala dan sistematis.
Ia ingin agar seluruh aspek sanitasi dan keamanan pangan di lingkungan pesantren diperiksa dengan cermat.
“Pengecekan rutin dan sosialisasi harus menyeluruh. Jadi mulai dari fasilitas, kondisi dapur, bahan makanan, semua harus diperhatikan higienitasnya agar hal serupa tidak terjadi kembali,” sambungnya.
Harus ada sistem yang menjamin lingkungan belajar para santri benar-benar sehat dan layak.
Ia juga menyebut pentingnya sinergi antara pengelola pesantren, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya dalam menciptakan standar sanitasi dan kesehatan lingkungan yang lebih baik.
Bupati Ipuk berharap kejadian ini menjadi momentum bersama untuk meningkatkan perhatian terhadap kualitas kesehatan lingkungan. ”Terutama di lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren yang menampung ribuan santri dari berbagai daerah,’’ kata Ipuk.
Page 2
Page 3
radarbanyuwangi.jawapos.com – Kasus keracunan massal yang menimpa 72 santri Ponpes Al Anwari, Kelurahan Kertosari menjadi perhatian serius Pemkab Banyuwangi.
Tidak hanya karena jumlah korban yang cukup banyak, tetapi juga karena lokasi kejadian berada di lembaga pendidikan keagamaan yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan sehat bagi para santri.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut.
Ia menilai insiden ini bukan sekadar musibah biasa, melainkan sebuah sinyal kuat bahwa sistem pengawasan kesehatan lingkungan pondok pesantren harus diperkuat.
“Ini menjadi evaluasi buat kita semua, pembelajaran buat kita semua,” ujar Bupati Ipuk.
Ia menambahkan, langkah konkret harus segera dilakukan untuk mencegah kasus serupa terjadi kembali di masa mendatang.
Salah satu langkah yang langsung diinstruksikan adalah penguatan fungsi pengawasan oleh Dinas Kesehatan.
“Saya meminta agar Dinas Kesehatan melakukan cek rutin ke pesantren. Tidak hanya ke pesantren terkait, namun seluruh pesantren di Kabupaten Banyuwangi,” pintanya.
Menurut Ipuk, upaya pencegahan tak cukup hanya dilakukan setelah kejadian. Pemeriksaan dan edukasi harus berlangsung secara berkala dan sistematis.
Ia ingin agar seluruh aspek sanitasi dan keamanan pangan di lingkungan pesantren diperiksa dengan cermat.
“Pengecekan rutin dan sosialisasi harus menyeluruh. Jadi mulai dari fasilitas, kondisi dapur, bahan makanan, semua harus diperhatikan higienitasnya agar hal serupa tidak terjadi kembali,” sambungnya.
Harus ada sistem yang menjamin lingkungan belajar para santri benar-benar sehat dan layak.
Ia juga menyebut pentingnya sinergi antara pengelola pesantren, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya dalam menciptakan standar sanitasi dan kesehatan lingkungan yang lebih baik.
Bupati Ipuk berharap kejadian ini menjadi momentum bersama untuk meningkatkan perhatian terhadap kualitas kesehatan lingkungan. ”Terutama di lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren yang menampung ribuan santri dari berbagai daerah,’’ kata Ipuk.