“Kami anggarkan sebesar Rp7 miliar untuk memberikan intervensi gizi berupa makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan dan ibu hamil risiko tinggi. Yang menyalurkannya adalah para pedagang sayur keliling ke rumah yang telah didata,” jelasnya.
Dengan melibatkan para pedagang sayur tersebut, imbuh Ipuk, tidak hanya membuat penyaluran bantuan yang tepat sasaran dan efektif. Tapi, juga membantu perekonomian masyarakat di bawah. “Kami memang sengaja tidak membeli makanan dari pabrikan besar, karena ini juga untuk membantu perekonomian masyarakat, khususnya para pedagang sayur keliling,” terangnya.
Untuk memastikan program tersebut berjalan sesuai sasaran dan perencanaan, telah disiapkan platform khusus yang memantau secara realtime. “Jadi tiap hari dikirimi apa kita tahu. Hari Senin dikirim ikan laut, Selasa buncis udang dan tahu, Rabu bayam dan telur, dan seterusnya. Semua terpantau,” ujar Ipuk.
Selain program tersebut, lanjut Ipuk, ada sederet program lainnya yang melibatkan lintas instansi. Seperti halnya Sekolah Asuh Stunting yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan, pemberian sayuran dan daging hasil program pertanian Dinas Pertanian dan lain sebagainya.
Dalam forum tersebut, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan. Ia menginginkan nilai-nilai Pancasila bisa diwujudkan oleh seluruh pemangku kebijakan. “Gotong royong yang menjadi ruh pancasila ini harus menjadi spirit bersama,” ungkap Presiden kelima Republik Indonesia itu.
Hadir dalam kesempatan itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Mensos Tri Rismaharini, Menteri PANRB Azwar Anas, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan sejumlah pejabat lainnya. (*)