Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tangis Wali Murid Hadapi Kekacauan SPMB Tingkat SMA di Banyuwangi

tangis-wali-murid-hadapi-kekacauan-spmb-tingkat-sma-di-banyuwangi
Tangis Wali Murid Hadapi Kekacauan SPMB Tingkat SMA di Banyuwangi

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Elizabeth Wulandari (52) tidak dapat menahan tangisnya di halaman Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Giri, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (1/7/2025).

Ia merasa dipermainkan setelah anaknya dinyatakan diterima di sekolah tersebut melalui jalur pagu, hanya untuk kemudian diberitahu bahwa penerimaan tersebut tidak sah.

“Saya mendapatkan keterangan diterima, anak saya urutan nomor 7,” ungkap Elizabeth.

Kegembiraan keluarga Elizabeth pun seketika hilang ketika mereka sampai di halaman sekolah.

Saat itu, satpam menyuruh mereka pergi tanpa memberikan kesempatan untuk menjelaskan.

Baca juga: Sejumlah Sekolah Kekurangan Siswa, Pemkot Semarang akan Buka SPMB Gelombang Dua 8 Juli 2025

“Tanpa dilihat, saya langsung disuruh pergi sama satpam,” katanya.

Satpam menjelaskan bahwa anaknya tidak diterima karena pemberitahuan yang diterima berasal dari sistem yang mengalami error.

Elizabeth, yang telah berpengalaman mendaftarkan dua anak sebelumnya secara online, merasa bingung dan tidak percaya dengan jawaban tersebut.

“PIN yang telah digunakan untuk pendaftaran tidak dapat digunakan lagi karena hanya bisa dipakai satu kali dan terkunci setelah anaknya dinyatakan diterima,” ujarnya.

Kondisi ini membuat anak Elizabeth sangat terpukul.

Baca juga: SPMB SMP Surabaya 2025 Jalur Prestasi Nilai Rapor Resmi Dibuka, Ini Syaratnya

“Anaknya nangis sekarang, dia down. Tadi diberitahukan sudah diterima, sekarang anaknya benar-benar down setelah tadi kami diusir satpam,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa anaknya yang sebelumnya bersekolah di SMPN 2 Banyuwangi memiliki prestasi baik dengan nilai minimal 8.

Elizabeth mengungkapkan bahwa insiden ini mematahkan cita-cita anaknya untuk bersekolah di SMA tersebut dan menjadi psikolog di masa depan.

“Anak saya memang rencananya (sekolah) di SMA karena ingin menjadi psikolog, tidak berencana ke SMK,” tuturnya.

Saat ini, Elizabeth masih menunggu langkah pemulihan PIN yang dilakukan oleh Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Tersedia Puluhan Ribu Beasiswa Sekolah Swasta di Jatim, Simak melalui Laman Resmi SPMB Jawa Timur

Kepala SMA Negeri 1 Giri, I Ketut Renen, mengonfirmasi bahwa terdapat kesalahan teknis dalam sistem penerimaan murid baru.

Ia menjelaskan bahwa hari tersebut seharusnya merupakan jadwal pemenuhan kuota, namun kuota siswa di sekolah tersebut telah terpenuhi.

Ketut juga menyatakan bahwa sistem saat ini sedang diperbaiki, tetapi ia enggan berkomentar lebih lanjut mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

“Saya tidak punya kapasitas untuk menjawab,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.