Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cerita Ghofur, Sopir Bus yang Pilih Tolong Sesama karena Ingat Keluarga

cerita-ghofur,-sopir-bus-yang-pilih-tolong-sesama-karena-ingat-keluarga
Cerita Ghofur, Sopir Bus yang Pilih Tolong Sesama karena Ingat Keluarga

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Abdul Ghofur, seorang sopir bus trayek Jember-Denpasar, mengenang perjalanan kariernya yang telah berlangsung selama 20 tahun.

Pria berusia 43 tahun yang tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur ini, menceritakan berbagai pengalaman berharga yang menunjukkan bahwa kemanusiaan lebih penting daripada sekadar mencari keuntungan.

Ghofur mengawali ceritanya dengan pengalaman yang sangat berkesan.

“Waktu itu, di Terminal Tawang Alun Jember, saya lihat dua orang tua yang sedang kebingungan. Salah satunya merupakan penderita stroke ringan, ternyata buang air besar di celana,” ujarnya.

Pendamping penderita stroke tersebut tidak memiliki celana ganti dan ditolak oleh tiga bus saat hendak menumpang dari Jember menuju Jajag, Banyuwangi.

Baca juga: Cerita Endang, Sopir Bus Legendaris Medal Sekarwangi: 35 Tahun Mengaspal Sumedang-Jakarta

Tanpa ragu, Ghofur yang saat itu sedang berada di balik kemudi bus yang tengah parkir, turun dan memberikan sarung miliknya untuk mengganti pakaian penumpang tersebut.

“Saya berikan. Pas sampai rumah, saya bilang ke istri kalau sarung saya kasihkan ke orang stroke. Orangnya seperti bapak saya, sudah tua, tidak apa-apa,” tuturnya.

Ghofur juga mengisahkan pengalaman lain saat ia membawa seorang pria tua dari Denpasar ke Jember tanpa menarik biaya.

Pria tua tersebut adalah seorang kuli bangunan yang tidak memiliki ongkos pulang setelah ditinggal lari oleh pemborong.

“Kuli bangunan tua dari Denpasar, tidak punya ongkos pulang ke Jember. Tidak punya uang sama sekali,” kata Ghofur.

Meskipun pendapatan harian Ghofur berasal dari sisa setoran, ia memilih untuk membantu pria tua tersebut dengan membelikannya nasi di perjalanan.

Awal tahun 2000-an, penghasilan Rp 200-300.000 dianggap sebagai kondisi sepi penumpang.

Baca juga: Manis Pahit Sopir AKAP, Dituduh Mencuri, Dianggap Saudara, hingga Jaga Anak Penumpang

Namun, sejak 2017, nominal tersebut menjadi hal yang umum.

Ghofur menyebutkan bahwa banyaknya sepeda motor dan travel menjadi penyebab penurunan jumlah penumpang.

Kondisi semakin parah saat pandemi Covid-19 melanda, di mana ia sama sekali tidak memiliki penghasilan.

Pada tahun 2023, Ghofur memutuskan untuk rehat dari profesinya dan membantu mengelola kebun milik orang tuanya.

Ia mengungkapkan, “Aslinya ingin kembali, tapi melihat kondisi sekarang sulit. Biaya operasional naik, tapi penumpang tidak ada karena banyak sepeda motor dan travel.”

Keputusan ini diambil demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama istri dan lima anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.