RADARBANYUWANGI.ID – Menjelang waktu subuh, sekitar pukul 02.30 WIB, jalanan di sekitar Stasiun Sumberwadung, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mulai dipadati aktivitas masyarakat.
Inilah Pasar Subuh Sumberwadung, sebuah pasar tradisional yang tumbuh organik, tanpa atap permanen, namun menjadi denyut ekonomi pagi hari bagi warga sekitar.
Keramaian mencapai puncaknya usai azan subuh berkumandang. Ratusan orang tumpah ruah di jalanan, saling bertransaksi, saling menawar, dan saling berbagi cerita di antara embun yang masih turun pelan.
Namun di balik riuhnya suasana pasar, ada cerita lama yang terus hidup dan dipercayai banyak orang. Mitos tentang tuyul.
Konon, Pasar Subuh Sumberwadung bukan hanya tempat bertemunya pembeli dan pedagang, tapi juga arena berkeliarannya makhluk mitos paling doyan duit.
Cerita ini telah lama diketahui warga setempat, hingga menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat.
Banyak pedagang dan pembeli mengaku kehilangan uang secara misterius, tanpa penjelasan logis.
Baca Juga: Cerita Horor dari Alas Purwo Banyuwangi, Gamelan dan Perempuan yang Menari
Salah satunya dialami Khusnul, warga setempat yang mengaku pernah kehilangan uang saat membeli seporsi bubur seharga Rp6.000.
Saat itu, dia mengeluarkan pecahan Rp5.000 dan dua koin Rp500, lalu meletakkannya di meja penjual sambil berkata, “Ini uangnya Bu, enam ribu ya.”
Namun yang terjadi berikutnya sungguh membingungkan. Hanya dalam hitungan detik, uang yang semula berjumlah Rp6.000 mendadak hanya tersisa Rp1.000.
Pecahan Rp5.000-nya hilang tanpa jejak. Padahal meja bersih, tak ada angin, dan keduanya melihat uang itu dengan jelas.
Bukan hanya pembeli. Farida, salah satu pedagang pasar, juga mengalami hal serupa. Ia beberapa kali mendapati uang dagangannya berkurang secara tak masuk akal, padahal disimpan rapi dalam kotak uang.
Baca Juga: Ladang Tak Bertuan : Pendaki yang Dipanggil – Kisah Horor Gunung Raung Episode 1
Page 2
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Menjelang waktu subuh, sekitar pukul 02.30 WIB, jalanan di sekitar Stasiun Sumberwadung, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mulai dipadati aktivitas masyarakat.
Inilah Pasar Subuh Sumberwadung, sebuah pasar tradisional yang tumbuh organik, tanpa atap permanen, namun menjadi denyut ekonomi pagi hari bagi warga sekitar.
Keramaian mencapai puncaknya usai azan subuh berkumandang. Ratusan orang tumpah ruah di jalanan, saling bertransaksi, saling menawar, dan saling berbagi cerita di antara embun yang masih turun pelan.
Namun di balik riuhnya suasana pasar, ada cerita lama yang terus hidup dan dipercayai banyak orang. Mitos tentang tuyul.
Konon, Pasar Subuh Sumberwadung bukan hanya tempat bertemunya pembeli dan pedagang, tapi juga arena berkeliarannya makhluk mitos paling doyan duit.
Cerita ini telah lama diketahui warga setempat, hingga menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat.
Banyak pedagang dan pembeli mengaku kehilangan uang secara misterius, tanpa penjelasan logis.
Baca Juga: Cerita Horor dari Alas Purwo Banyuwangi, Gamelan dan Perempuan yang Menari
Salah satunya dialami Khusnul, warga setempat yang mengaku pernah kehilangan uang saat membeli seporsi bubur seharga Rp6.000.
Saat itu, dia mengeluarkan pecahan Rp5.000 dan dua koin Rp500, lalu meletakkannya di meja penjual sambil berkata, “Ini uangnya Bu, enam ribu ya.”
Namun yang terjadi berikutnya sungguh membingungkan. Hanya dalam hitungan detik, uang yang semula berjumlah Rp6.000 mendadak hanya tersisa Rp1.000.
Pecahan Rp5.000-nya hilang tanpa jejak. Padahal meja bersih, tak ada angin, dan keduanya melihat uang itu dengan jelas.
Bukan hanya pembeli. Farida, salah satu pedagang pasar, juga mengalami hal serupa. Ia beberapa kali mendapati uang dagangannya berkurang secara tak masuk akal, padahal disimpan rapi dalam kotak uang.
Baca Juga: Ladang Tak Bertuan : Pendaki yang Dipanggil – Kisah Horor Gunung Raung Episode 1








