sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – – Di era modern ini, banyak alat canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia. Salah satunya Combine Harvester, alat yang biasa digunakan oleh para petani untuk memanen padi di sawah.
Dengan alat itu, petani tidak perlu repot-repot mengundang banyak orang untuk memanen padi. Hanya saja, masih ada beberapa petani bersikukuh memberdayakan manusia untuk membantu panen dengan cara manual.
“Kalau saya tetep panen manual daripada menggunakan combine, rasanya lebih puas,” kata salah satu petani, Makrus, 50, warga Dusun Krajan, Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi.
Menurut Makrus, selain merasa puas, panen padi dengan cara manual bisa memperdayakan manusia. Dengan cara manual, setidaknya sawah seperempat hektare bisa memperdayakan sekitar sepuluh orang.
Baca Juga: Kejutan Livoli 2025! Megawati Hangestri Masuk Skuad Bank Jatim, Siap Bikin Lawan Ketar-Ketir
“Biasanya empat orang buruh potong padi beserta ndores (memisahkan gabah) hingga angkut, dan enam orang yang ngasak (orang yang mengambil sisa panen),” terangnya.
Dengan panen manual seperti itu, lanjut dia, biasanya membutuhkan biaya sekitar Rp 1 juta per panen sawah seperempat hektare. Sedangkan panen menggunakan combine harvest biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 600 ribu hingga Rp 800 ribu per seperempat hektare.
“Memang lebih murah pakai combine, tapi sudah biasa panen manual dan bisa memperkerjakan tetangga serta berbagi rezeki,” terangnya.
Salah satu buruh ngarit padi, Sulaiman, 50, asal Dusun Kunir, Desa/Kecamatan Singojuruh merasa senang ada orang yang masih memakai jasanya.
Baca Juga: Daftar Bansos Tak Kunjung Cair? Begini Cara Cepat Cek PKH dan BPNT September 2025
Sebab, kebanyakan petani saat ini sudah beralih menggunakan alat combine harvest saat memanen tanaman padinya. “Alhamdulillah, masih ada yang memperkerjakan,” katanya.
Dalam pekerjaan ini, kata dia, butuh keahlian khusus supaya kerjanya lebih cepat. Saat ini, kebanyakan pekerja buruh ngarit padi upahnya dengan sistim borongan, sehingga lebih banyak yang dikerjakan dan upahnya juga semakin banyak.
“Per karung padi biasanya dibayar Rp 50 ribu, dalam sehari bisa mengumpulkan uang Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu,” bebernya.(cw3/abi)