Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dian Novita, Warga Tegaldlimo Banyuwangi Punya Mimpi Besar Bangun Sanggar Tari di Amerika, Inilah Sosok dan Kiprahnya

dian-novita,-warga-tegaldlimo-banyuwangi-punya-mimpi-besar-bangun-sanggar-tari-di-amerika,-inilah-sosok-dan-kiprahnya
Dian Novita, Warga Tegaldlimo Banyuwangi Punya Mimpi Besar Bangun Sanggar Tari di Amerika, Inilah Sosok dan Kiprahnya

RadarBanyuwangi.id – Kecintaannya terhadap seni tari dan negara Indonesia membuat Dian aktif mengenalkan tarian nusantara di Amerika.

Bahkan, kini dia juga mengajarkan tari Banyuwangi kepada warga lokal Amerika. Ke depan, dia punya mimpi mendirikan sanggar tari dan gamelan di negeri Paman Sam tersebut.

Seni tari memang menjadi kegemaran Dian Novita sejak usia 9 tahun. Beberapa prestasi sudah ditorehkan oleh perempuan kelahiran Dusun Gladak Kembar, Desa Purwoagung, Kecamatan Tegaldlimo ini.

Saat kuliah, dia juga aktif menari di acara-acara kampus.

Dian –panggilan akrabnya – berkuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Malang menggunakan beasiswa Banyuwangi Cerdas.

Pada tahun 2015, dia bertemu Jonas, seorang mahasiswa Amerika yang sedang belajar bahasa Indonesia dan sedang melakukan penelitian mengenai bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.

Pertemuan itu ternyata membuat mereka berjodoh. Dian dan Jonas menikah di Banyuwangi menggunakan adat dan beberapa pertunjukan khas Osing pada 2016.

Kebetulan Jonas studinya linguistik. Dia ingin meneliti bahasa yang ada di Indonesia. Dian lantas menyarankan supaya meneliti Bahasa Oseng karena lebih jarang tersentuh ketimbang bahasa Jawa.

”Jadi saya bantu hubungkan dengan orang-orang seperti Pak Aekano, Pak Hasnan Singodimayan, dan lain-lain. Dia keliling ke desa-desa dan saya juga bantu menerjemahkan bahasa Osingnya, sebab ibu saya orang Lugonto, Rogojampi, jadi saya sedikit-sedikit bisa bahasa Oseng,” tutur perempuan kelahiran 30 tahun lalu itu.

Screenshot_2024-12-15-20-34-45-21-555041

MENARI GANDRUNG: Dian Novita tampil sekaligus mengajar tari gandrung kepada anak-anak di Awty International School pada April 2017 lalu. (Dian Novita for Radar Banyuwangi)

Pada tahun yang sama, Dian harus pindah ke Amerika karena Jonas harus menyelesaikan studi S-3 nya di sana.

Pindah ke Amerika, tepatnya di Kota Houston, negara bagian Texas, justru membangkitkan gairah kesenian.

Dian kali pertama tampil membawakan tari gandrung pada acara 17-an di Konsulat Jenderal RI (KJRI) Houston.

Sejak saat itu, orang-orang jadi tahu kalau Dian bisa menari dan sering diminta untuk tampil di acara-acara konsulat. Bahkan Dian juga diminta mengajar tari di Amerika.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

”Yang saya tampilkan berbagai macam tarian dari Indonesia. Dan sejak di Houston ini, saya justru lebih aktif menari daripada sebelumnya yang hanya di acara-acara kampus,” ujar perempuan yang memang punya hobi tari dan fesyen tersebut.

Tinggal di Texas selama 3 tahun, Dian kemudian pindah ke Kota Milwaukee, negara bagian Wisconsin. Meskipun pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai Investment Client Service Spesialist di sebuah perusahaan asuransi dan investasi, tetapi dia tetap aktif melakukan pertunjukan tari, baik dalam gelaran internasional maupun lokal.

Terakhir kali tampil, tepatnya pada Minggu (8/12) lalu, dia menampilkan tari Jaripah khas Banyuwangi di sebuah acara perayaan Natal yang digelar imigran Indonesia di negara bagian Illinois.

Sebelumnya pada November lalu dia juga menampilkan tarian yang sama di sebuah acara internasional di tempat yang sama juga.

“Tarian Jaripah saya pilih karena rancak, menggunakan properti, dan bisa ditampilkan sendiri. Dan orang-orang sini sangat suka dengan tarian ini karena merupakan hal yang tergolong baru,” ujar Dian kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi ketika diwancarai lewat WhatsApp, Sabtu (14/12).

Selain menampilkan tari, sejak Oktober lalu Dian bahkan juga mengajarkan tari Banyuwangi kepada anak-anak lokal Milwaukee.

Setiap Hari Rabu selama kurang lebih 6 pekan, dia mengajarkan tari gandrung kepada anak-anak lokal.

Kesempatan mengajar ini dia dapatkan setelah melakukan penawaran kepada direktur Recreation Department di Wisconsin dan ternyata mereka antusias.

Dia memilih tari gandrung karena relatif mudah dibandingkan dengan tari Jaripah yang lebih advance. Sehingga dia ingin mengenalkan tari ini kepada warga Amerika.

”Musik dan sejarah tari gandrung juga bagus, itulah mengapa saya memilihnya untuk diajarkan pertama kali. Waktu itu, ada 7 orang murid di kelas dan kelasnya diadakan di luar,” jelas Dian.

Saat ini, kata Dian, kegiatan mengajar tengah libur karena musim dingin dan akan berlanjut lagi April tahun depan.

Untuk sementara, instrumen musik yang digunakan saat tampil dan mengajar masih digital.

Namun, ke depan dia punya mimpi untuk bisa mendatangkan langsung gamelan Banyuwangi dan membangun sanggar tari Indonesia untuk orang-orang Amerika.

”Sementara musiknya masih digital. Properti juga bawa sendiri dari Banyuwangi. Tapi untuk jangka panjang, saya pengen gitu punya sanggar tari sendiri dengan gamelan yang didatangkan langsung dari Banyuwangi. Sehingga otomatis juga akan ada kelas gamelan,” pungkasnya. (aif)

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Kecintaannya terhadap seni tari dan negara Indonesia membuat Dian aktif mengenalkan tarian nusantara di Amerika.

Bahkan, kini dia juga mengajarkan tari Banyuwangi kepada warga lokal Amerika. Ke depan, dia punya mimpi mendirikan sanggar tari dan gamelan di negeri Paman Sam tersebut.

Seni tari memang menjadi kegemaran Dian Novita sejak usia 9 tahun. Beberapa prestasi sudah ditorehkan oleh perempuan kelahiran Dusun Gladak Kembar, Desa Purwoagung, Kecamatan Tegaldlimo ini.

Saat kuliah, dia juga aktif menari di acara-acara kampus.

Dian –panggilan akrabnya – berkuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris di Universitas Malang menggunakan beasiswa Banyuwangi Cerdas.

Pada tahun 2015, dia bertemu Jonas, seorang mahasiswa Amerika yang sedang belajar bahasa Indonesia dan sedang melakukan penelitian mengenai bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.

Pertemuan itu ternyata membuat mereka berjodoh. Dian dan Jonas menikah di Banyuwangi menggunakan adat dan beberapa pertunjukan khas Osing pada 2016.

Kebetulan Jonas studinya linguistik. Dia ingin meneliti bahasa yang ada di Indonesia. Dian lantas menyarankan supaya meneliti Bahasa Oseng karena lebih jarang tersentuh ketimbang bahasa Jawa.

”Jadi saya bantu hubungkan dengan orang-orang seperti Pak Aekano, Pak Hasnan Singodimayan, dan lain-lain. Dia keliling ke desa-desa dan saya juga bantu menerjemahkan bahasa Osingnya, sebab ibu saya orang Lugonto, Rogojampi, jadi saya sedikit-sedikit bisa bahasa Oseng,” tutur perempuan kelahiran 30 tahun lalu itu.

Screenshot_2024-12-15-20-34-45-21-555041

MENARI GANDRUNG: Dian Novita tampil sekaligus mengajar tari gandrung kepada anak-anak di Awty International School pada April 2017 lalu. (Dian Novita for Radar Banyuwangi)

Pada tahun yang sama, Dian harus pindah ke Amerika karena Jonas harus menyelesaikan studi S-3 nya di sana.

Pindah ke Amerika, tepatnya di Kota Houston, negara bagian Texas, justru membangkitkan gairah kesenian.

Dian kali pertama tampil membawakan tari gandrung pada acara 17-an di Konsulat Jenderal RI (KJRI) Houston.

Sejak saat itu, orang-orang jadi tahu kalau Dian bisa menari dan sering diminta untuk tampil di acara-acara konsulat. Bahkan Dian juga diminta mengajar tari di Amerika.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.