Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dilembur 21 Jam, Pekerja Proyek Gumitir Kebagian Waktu Tidur Singkat

dilembur-21-jam,-pekerja-proyek-gumitir-kebagian-waktu-tidur-singkat
Dilembur 21 Jam, Pekerja Proyek Gumitir Kebagian Waktu Tidur Singkat

radarbanyuwangi.jawapos.com – Pengerjaan proyek perbaikan Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dan Jember, sudah genap satu bulan.

Progres pekerjaan paket preservasi jalan dan jembatan tahun anggaran 2025 di tikungan Mbah Singo, dengan anggaran Rp15 miliar lebih itu, sudah mencapai 50 persen.

Untuk mengerjakan proyek ini, ada pekerja yang setiap malam harus melembur pekerjaan hingga larut malam.

Waktu tidur para pekerja di lokasi, rata-rata hanya lima sampai enam jam saja setiap malamnya.

“Paling cepat itu pulang jam 23.00, itupun karena hujan, jika tidak biasa lembur hingga pukul 01.00. Pagi pukul 07.00 sudah mulai pekerjaan lagi,” kata pelaksana proyek, Andre Pandora.

Menurut Andre, selain dari Jember dan Banyuwangi, para pekerja di proyek ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Bojonegoro dan Lumajang.

Mereka semua menginap di mess yang sudah disediakan di wilayah Garahan.

“Kalau malam di sini ada petugas yang menjaga peralatan, mesin-mesin di sini harus ada yang jaga agar aman,” ucapnya.

Untuk menunjang mobilitas itu, lanjut dia, para pekerja yang berasal dari luar daerah harus menyewa sepeda motor milik warga lokal.

Sebab, loksai mess pekerja dengan lokasi proyek sangat jauh.

“Harus pakai sepeda motor, bagi yang rumahnya jauh dan tidak bawa kendaraan ya harus sewa motor,” terangnya.

Sewa motor milik warga lokal itu, masih kata dia, juga tidak murah. Sehari sewa, pekerja dikenai biaya Rp 50 ribu.

Meski mahal, para pekerja tidak punya pilihan lain selain menyewa kendaraan tersebut.

“Itung-itung jadi pemasukan buat warga yang usahanya terdampak pekerjaan ini,” tandasnya.


Page 2


Page 3

radarbanyuwangi.jawapos.com – Pengerjaan proyek perbaikan Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dan Jember, sudah genap satu bulan.

Progres pekerjaan paket preservasi jalan dan jembatan tahun anggaran 2025 di tikungan Mbah Singo, dengan anggaran Rp15 miliar lebih itu, sudah mencapai 50 persen.

Untuk mengerjakan proyek ini, ada pekerja yang setiap malam harus melembur pekerjaan hingga larut malam.

Waktu tidur para pekerja di lokasi, rata-rata hanya lima sampai enam jam saja setiap malamnya.

“Paling cepat itu pulang jam 23.00, itupun karena hujan, jika tidak biasa lembur hingga pukul 01.00. Pagi pukul 07.00 sudah mulai pekerjaan lagi,” kata pelaksana proyek, Andre Pandora.

Menurut Andre, selain dari Jember dan Banyuwangi, para pekerja di proyek ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Bojonegoro dan Lumajang.

Mereka semua menginap di mess yang sudah disediakan di wilayah Garahan.

“Kalau malam di sini ada petugas yang menjaga peralatan, mesin-mesin di sini harus ada yang jaga agar aman,” ucapnya.

Untuk menunjang mobilitas itu, lanjut dia, para pekerja yang berasal dari luar daerah harus menyewa sepeda motor milik warga lokal.

Sebab, loksai mess pekerja dengan lokasi proyek sangat jauh.

“Harus pakai sepeda motor, bagi yang rumahnya jauh dan tidak bawa kendaraan ya harus sewa motor,” terangnya.

Sewa motor milik warga lokal itu, masih kata dia, juga tidak murah. Sehari sewa, pekerja dikenai biaya Rp 50 ribu.

Meski mahal, para pekerja tidak punya pilihan lain selain menyewa kendaraan tersebut.

“Itung-itung jadi pemasukan buat warga yang usahanya terdampak pekerjaan ini,” tandasnya.